Diawal pembukaan sidang paripurna di Gedung DPRD Majene, Jumat (14/12) berjalan seperti biasa, lancar. Tapi beberapa menit kemudian sudah mendapat gangguan.
Gangguan bukan datang dari perusuh dan bukan pula aksi demonstrasi mahasiswa, melainkan pemadaman listrik PLN secara tiba-tiba. Pemadaman ini tidak berlangsung lama, hanya beberapa menit, tapi berulangkali.
Akibat pemadaman ini, suhu udara di ruang sidang menjadi tinggi karena pendingin ruangan (AC) tidak berfungsi. Undangan yang mengikuti jalannya persidangan nampak kegerahan.
Bagi kaum Hawa karena terbiasa membawa kipas terlihat mengipas-kipas tubuhnya. Sementara kaum Adam Yang membawa kipas nampak keringatan setelah kancing baju bagian atas sengaja dibuka.
Tidak hanya suhu udara tinggi yang menyertai persidangan. Pengeras suara juga tidak berfungsi sehingga apa yang disampaikan melalui suara tidak terdengar. Bahkan suara yang menguasai mic tertimbun suara dari bagian peninjau sidang.
Sekretariat DPRD benar-benar dibuat tidak berdaya oleh pemadaman. Bermaksud mengatasi masalah pemadaman, genarator set (Genset) yang baru dibeli tidak dapat difungsikan karena belum ada teknisi. Dan Radio wireless pengeras suara tanpa listrik milik sekretariat DPRD tidak diketahui keberadaannya.
Situasi ini menuai kritik para undangan. Pasalnya, para undangan tidak mendengar suara pimpinan sidang, Hajar Nuhung. Bukan hanya itu, mereka juga tidak bisa menyimak jalannya sidang terkait interupsi anggota dewan termasuk pembacaan pandangan umum dari masing-masing fraksi di DPRD Majene.
Pidato Bupati Majene, H Kalma Katta juga tidak jelas terdengar oleh undangan. Hadir para muspida di Majene, Sekda Majene Syamsiar Muchtar dan pejabat eselon dua lingkup Pemkab Majene.
Menghadapi persoalan itu, Sekretaris DPRD Majene, Hasdinar Asri mengeluarkan ancaman kepada stafnya. Pasalnya, genset yang tersedia di gedung DPRD juga tidak bisa difungsikan. Saat dikonfirmasi soal itu, Hasdinar katakan bahwa genset tersebut tidak bisa difungsikan karena tidak ada teknisi.
"Saya bisa ambil tindakan tegas, tidak perpanjang masa kerja kalau begitu kerjanya," ancam dia.
Parahnya, perangkat wireless yang juga diharap bisa digunakan untuk antisipasi listrik padam, alatnya belum ditemukan oleh staf dibagian umum Sekretariat DPRD Majene.Dia juga mengeluh akibat sebagian staff di gedung DPRD Majene ini dinilai lamban dan kurang perhatian.
Hasdinar yang mendapat sorotan hanya bisa pasrah. Dia mengatakan bahwa selama ini dirinya sudah memberi pemahaman kepada para staff untuk lebih peduli dan bekerja profesional.
Selama ini upaya untuk meningkatkan pelayanan di lingkup Sekretariat DPRD Majene, menurut Hasdinar terbentur minimnya kesadaran staf dengan lingkungan kerjanya. (ahmad)