Kegiatan Mafindo Sulbar di ruang pola Kantor Bupati Majene, Senin (20/3).
Majene, mandarnews.com – Permasalahan hoaks menjadi tantangan serius dalam transformasi digital Indonesia dengan masih maraknya hoaks terkait isu politik, kesehatan, dan penipuan digital. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menahan laju penyebaran hoaks dan pendekatan tradisi lokal menjadi salah satu strategi penting.
Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) menyelenggarakan kampanye publik bertema “Pahlawan Masa Kini: Lawan Informasi Hoax”, Senin (20/3) di ruang pola Kantor Bupati Majene.
Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan sekolah kebangsaan – program Tular Nalar yang merupakan salah satu kegiatan Mafindo yang didanai oleh Google.org.
Hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut, perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Majene, Presidium OPSDM-Mafindo Puji F. Susanti, para perwakilan dan pemangku kepentingan, juga berbagai komunitas masyarakat.
Puji F Susanti selaku Presidium Mafindo menjelaskan bahwa suatu hal yang membanggakan bahwa skor indeks literasi digital masyarakat Sulbar telah mencapai angka 4,07. Tantangan yang dihadapi adalah media sosial yang dapat melampaui batas ruang dan waktu, sehingga memungkinkan berita bohong berkembang dengan cepat dalam hitungan menit.
Namun, peluangnya adalah modalitas penangkalan berita bohong yang sudah dimiliki masyarakat dapat dikembangkan menjadi sebuah imunitas untuk penangkalan informasi bohong di media digital.
“Namun demikian, masyarakat tetap perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya keamanan digital dan etika digital, terutama kesigapan masyarakat dalam menghadapi misinformasi dan disinformasi menjelang Pemilu tahun 2024,” jelas Puji.
Selanjutnya, diselenggarakan deklarasi yang merupakan pernyataan serta komitmen Mafindo Sulbar untuk terlibat aktif mencegah dan menangkal hoaks di media digital melalui tradisi lokal, juga sekaligus menunjukkan komitmen untuk berjejaring dengan segenap pemangku kepentingan guna mencegah dan menangkal hoaks.
Pelaksana Tugas Koordinator Wilayah Mafindo Sulbar Dedy Aswan menjelaskan, melalui deklarasi dan Sekolah Kebangsaan, pihaknya berharap para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya ikut berperan aktif dalam menguatkan serta mengembangkan budaya digital dan penanganan terhadap informasi bohong di media sosial.
“Dengan kegiatan ini, Mafindo Sulawesi Barat juga berharap Sulawesi Barat dapat terus memajukan literasi digital dan berpikir kritis dalam menghadapi tantangan zaman. Salah satu kegiatan Sekolah Kebangsaan yang menyasar para pemilih pemula tentu dimaksudkan untuk mengajarkan anak muda sebagai pemilih pemula untuk memiliki budaya berpikir kritis dalam menyikapi informasi-informasi yang terdapat di media sosial dan media digital,” tutur Dedy.
Sekretaris Daerah Majene Ardiansyah yang turut hadir dalam kegiatan menyampaikan apresiasinya dan mendukung penuh Mafindo Sulbar dalam upaya edukasi pencegahan hoaks.
“Saya kira hoaks ini adalah musuh seluruh pemerintah kabupaten, musuh seluruh masyarakat dunia karena ini menimbulkan keresahan dan menimbulkan perpecahan. Sehingga, Pemkab Majene dengan visi Unggul, Mandiri dan Religius berharap bahwa berita hoaks ini bisa kita hilangkan. Sebar narasi positif dan saling menguatkan,” tutup Ardiansyah. (Mutawakkir/rls)
Editor: Ilma Amelia