Dilaporkan Atdikbud, saat ini persediaan logistik masih mencukupi hingga 5-7 hari kedepan.
Per 28 Januari 2020, KBRI telah menyalurkan bahan logistik ke WNI yang berada di Wuhan. Logistik yang telah disiapkan di antaranya makanan, obat, masker, dan alat kebersihan.
Otoritas RRT membuka diri dan menghargai semua permintaan informasi termasuk langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pemulangan warga negara asing. Semua permintaan akan dilayani sesuai aturan dan regulasi kesehatan nasional dan internasional.
“Sesuai aturan kesehatan Tiongkok dan internasional, salah satu tahap untuk keluar dari wilayah isolasi adalah karantina 14 hari sebelum berangkat dan 14 hari setelah tiba di tempat baru,” ucap Yaya.
KBRI, lanjutnya, telah memulangkan 12 mahasiswa Indonesia yang berdomisili di Wuhan ke Indonesia.
“Mereka dilaporkan sebagai mahasiswa yang saat wabah merebak sedang berada di Xian, Chongqing, dan Shanghai, kemudian tidak bisa kembali ke Wuhan karena penutupan akses (isolasi). Kondisi kesehatan mereka dilaporkan sehat,” tutur Yaya.
Ia menerangkan, KBRI secara aktif membantu mahasiswa yang mau pulang ke Indonesia, kecuali daerah yang sudah diisolasi otoritas. Pihaknya juga sedang berusaha berkomunikasi bersama negara-negara lain agar diberikan akses.
“Sesuai dengan permintaan, kampus di Wuhan memperpanjang liburan sampai situasi kondusif. Tinggal di (asrama) kampus juga aman karena setiap kampus menerapkan standar keamanan yang baik. Misalkan mereka habis keluar beli makan, itu langsung diperiksa dulu suhu tubuhnya, sebelum keluar juga diimbau menggunakan masker. Sebenarnya di kampus itu lebih aman mereka tinggal,” tukas Yaya.
Untuk informasi mengenai perkembangan keadaan di Wuhan dapat menghubungi Ketua PPIT Wuhan, Nur Mussyafak di +86 156 2389 6756; KBRI Beijing dengan Yaya Sutarya di +86 131 4645 3974, Budi Atyasa +86 135 5223 5327, dan Ariyanto Surojo di +86 138 1128 4505. (rilis Kemendikbud)
Editor: Ilma Amelia