Setelah Kabupaten Pinrang menyusul kabupaten Polman diobrak-abrik antraks. Maka Kabupaten Majene harus siap siaga menghadapi serangan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ini.
Antraks adalah penyakit infeksius dan menular pada hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus antracis yang membentuk spora. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan penderita ke manusia, sehingga digolongkan sebagai penyakit zoonosa atau zoonosis.
Spora pada bakteri berfungsi sebagai alat perlindungan bakteri tersebut dari pegnaruh leingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
"Kita harus waspada karena jika sekali bakteri itu ada di daerah kita maka ia bisa bertahan 60 tahun di dalam tanah kering. Maka setiap tahun akan ada yang terkena antraks," kata drh. Rifai Siradjuddin, kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan Kabupaten Majene di Masjid Nurussalam usai menunaikan salah Jumat, 1 April 2016.
Dia melanjutkan, antraks sudah ada di kecamatan Campalagian Polewali Mandar. Maka peternak sapi dan ternak besar lainnya, dihimbau agar mengawasi ternaknya untuk tidak terlalu berkeliaran bebas dan melaporkan ke Puskeswan jika ada ternak yang sakit.
Dokter yang sudah 16 tahun bertugas di Majene ini juga menghimbau para pembuat makanan agar menunda membeli daging dari Polman dan Pinrang sampai dua daerah itu dinyatakan bebas dari antraks. Demikian halnya pedagang ternak agar tidak membeli ternak dari dua kabupaten tersebut selama antraks masih belum hilang.
Untuk memproteksi Majene dari serangan antraks, pihak Puskeswan gencar melakukan sosialisasi e masjid-masjid dan memperketat pemeriksaan distribusi keluar masuk hewan ternak di pos perbatasan.(rizaldy)