“Jika tanaman cabai setiap anggota kelompok mulai berproduksi, tentu pendampingan terhadap pasar juga tetap dibantu,” kata Sudiarno.
Kepala Seksi Pertanian Provinsi Sulbar, Supri, saat dikonfirmasi via telepon menyebutkan, khusus Kabupaten Mamasa, ada empat kelompok yang yang diberikan bantuan yang sama.
“Kita harap Mamasa dapat mandiri dalam produksi cabai dengan menyuplai pasar-pasar yang ada,” ucap Supri.
Berdasarkan pengamatan Dinas Pertanian Provinsi Sulbar melalui data Badan Pusat Statistik (BPS), harga cabai di Mamasa kadang tidak stabil akibat masih terbatasnya produksi cabai di Mamasa.
“Jadi, guna memotivasi petani, beberapa kelompok dibantu dengan penyaluran paket budidaya cabai,” tutur Supri.
Ia menjabarkan, Kabupaten Mamasa sebenarnya sangat potensial untuk pengembangan holtikultura, bukan hanya cabai saja, tapi kentang, wortel, bawang merah, bawang putih, serta tanaman sayuran lainnya juga sangat baik, tinggal bagaimana keseriusan petani untuk mengelola lahan.
Sebenarnya, tambahnya, permohonan bantuan tersebut, termasuk dari KWT Bamba Turunan sejak tahun-tahun belakangan telah diusulkan, namun baru tahun 2019 dapat disalurkan karena keterbatasan anggaran. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia