Serahterima jabatan dari Letkol Kav Tri Agus kepada Letkol Inf Ardianto berlangsung pukul 19.30 wita, di Makodim Majene. Letkol Kav Tri Agus mendapat tugas baru di Korem Bitung Sulawesi Utara
Sedangkan penggantinya adalah mantan Komandan Batalyon 725 Worowali Kendari Sulawesi Tenggara. Sejak mendapat perintah dari pimpinan, Komandan Batalyon 725 Kendari, Letkol Inf Ardianto sudah berada di Korem 142 Pare-Pare sejak tanggal 26 bulan November lalu.
Karena kondisi yang belum memungkinkan dilakukan serahterima terkait program TMMD di Kabupaten Majene yang masih tanggung jawab Dandim Letkol Kav Tri Agus, Akhirnya proses sertijab molor hingga Desember.
Saat ini, kedua perwira di jajaran Kodam VII Wirabuana ini sudah siap bekerja dan mengabdi di daerah tugas yang baru. Dandim Majene yang baru, Letkol Inf Ardianto yang ditemui di salah satu hotel di kota Majene mengaku sedang melakukan persiapan mengikuti serah terima jabatan untuk Dandim Majene.
Selama 1,5 tahun sebagai Komandan Batalyon Infanteri 725 Worowali Kendari. Ardianto mengaku pernah mengabdi di Korem 142 Pare-Pare Sulsel. Untuk itu, Dia menilai sudah sering melakukan komunikasi dengan para perwira di jajaran Kodim se-Sulawesi Barat.
Apalagi, kata dia sejak ditarik ke Kodam VII Wirabuana untuk mengurus penempatan para anggota TNI di jajaran Kodam,
komunikasi dengan berbagai Korem, Kodim dan Batalyon sudah menjadi tugas pokoknya.
"Saya sekarang siap melanjutkan yang bagus, dan tidak akan berjanji supaya tidak disebut asal ngomong," tuturnya.
Saat ditanyakan soal program kerja dalam waktu dekat, Ardianto mengatakan bahwa langkah awal yang ditempuh yakni koordinasi internal Kodim Majene.
Berbagai informasi seputar program kerja yang pernah dilaksanakan maupun belum disentuh Dandim lama, kata Ardianto, akan segera dilanjutkan. Untuk yang masih tertunda karena ada kendala. Menurut Ardianto, hal itu harus dibahas bersama staf internal Kodim Majene.Ardianto mengatakan bahwa pola kepemimpinan antara batalyon denganKodim berbeda. Menurutnya, perbedaan terdapat pada aspek tugas pokok masing-masing kesatuan.
"Kalau Batalyon itu satuan tempur, yang dipimpin ada sekitar 700 orang sedangkan Kodim itu pola kerjanya teritorial dan
jumlah pasukan lebih sedikit," jelasnya.
"Nah, untuk keadaan atau kejadian yang ada dalam wilayah teritorial Kodim menjadi tanggung jawab Dandim setempat, sedangkan posisi Batalyon yang ada di wilayah teritorial kodim hanya sebatas koordinasi,"urainya.
Lebih jauh dikatakan, demikian halnya dengan status Kompi yang ada di
wilayah Kabupaten Majene ini.Menurut Ardianto, persepsi soal jalur komando antara Kodim dan Kompi A batalyon 721, sepenuhnya betul tidak ada sebab terkait jalur pertanggung jawaban.
Namun demikian, mereka yang ada di Kompi selayaknya melakukan koordinasi dengan Kodim untuk hal-hal tertentu. Apalagi menyangkut teritorial kewilayahan, kata Ardiantro perlu ada kerjasama yang terbangun dengan baik.
"Yang jelas dalam melaksanakan tugas, anggota TNI maupun Polri tidak dibenarkan melanggar aturan yang menganut azas pembiaran, itu melanggar," jelas mantan
Pasilog Korem 142 Pare-Pare ini.Terkait dengan peran media di Kabupaten Majene, Ardianto mengatakan, pihaknya akan tetap membangun kebersamaan dan meningkatkan kerjasama.
"Media itu sumber informasi yang patut kita butuhkan di daerah ini. Peran media ini harus dijaga sebab menyangkut pilar demokrasi yang diatur oleh undang-undang. Kami berharap apa yang sudah dibangun selama ini bisa utuh dan semakin akrab khususnya dalam menjaga stabilitas daerah," kuncinya. (ahmad)