Kegiatan Kopi Pemilu oleh KPU Majene dengan melibatkan PPK dan awak media.
Majene, mandarnews.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Majene melaksanakan Kopi Pemilu Bersama Awak Media, Selasa (19/12) malam di salah satu warung kopi di Kabupaten Majene.
Kopi Pemilu yang dilaksanakan oleh KPU Majene ini dilakukan dalam rangka pemetaan titik rawan dalam pendistribusian logistik Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 jelang pencoblosan.
Ketua KPU Majene Munawir Ridwan mengatakan, pihaknya sengaja mengundang awak media pada kegiatan Kopi Pemilu ini untuk mendengar perspektif, saran, dan masukan sebagai pemantik terkait rencana atau desain pendistribusian logistik Pemilu nantinya demi menyukseskan Pemilu 2024 di musim penghujan.
“Kita tahu dan yakin bahwa teman-teman media juga tahu persis kondisi di lapangan seperti apa. Sehingga, dengan kegiatan ini kami harapkan ada saran dan masukan agar nantinya pendistribusian logistik Pemilu dapat berjalan lancar serta apa saja yang perlu kita antisipasi,” jelas Munawir.
Menurutnya, kegiatan ini penting dilakukan, apalagi Pemilu 2024 ini berada pada puncak musim penghujan.
“Kita ingin mengetahui, mengolaborasi dengan PPK yang ada di kecamatan, khususnya Kecamatan Ulumanda, memperkuat satu sama lain dalam rangka memperoleh atau mendesain perencanaan distribusi logistik yang aman. Karena kewajiban kami itu adalah bagaimana H-1 semua logistik tiba di TPS. Tantangannya adalah, di bulan Februari itu menurut prediksi BMKG akan masuk dalam masa curah hujan yang cukup tinggi. Sama halnya pengalaman ketika verifikasi faktual keanggotaan partai politik itu di awal-awal tahun 2023 dimana tim verifikasi terpaksa harus menggunakan jalur laut karena adanya longsor saat itu,” tukas Munawir.
Pada Januari 2024, surat suara sudah akan tiba. Sementara kotak suara dan bilik suara sudah ada di gudang logistik KPU Majene.
“Dan nantinya, tanggal 9-10 sudah ada distribusi logistik,” tutur Munawir.
Ia menyampaikan, ada beberapa titik rawan dalam pendistribusian logistik sehingga perlu untuk diantisipasi, utamanya di desa-desa terpencil yang rawan longsor, lokasi yang rawan banjir ketika hujan deras, serta lokasi TPS yang berada di pesisir ketika angin kencang.
“Ini semua yang perlu kita antisipasi agar pendistribusian logistik pemilu berjalan lancar dan aman nantinya,” ujar Munawir.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) Kecamatan Ulumanda Suharman yang hadir langsung pada kegiatan itu menjelaskan, memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, terkait dengan kondisi geografis dimana hampir semua wilayah Ulumanda adalah pegunungan, kemudian aksesnya yang masih sangat minim sehingga menjadi salah satu kendala dalam melakukan distribusi logistik.
Kemudian yang kedua, di bulan-bulan Desember sampai Maret itu curah hujan di Ulumanda itu cukup tinggi. Bahkan, tidak ada hari tanpa hujan. Pagi, sore, bahkan malam.
“Dengan kondisi seperti itu maka praktis akan menyulitkan proses distribusi logistik itu sampai ke TPS-TPS yang ada di Ulumanda. Gambaran singkatnya pemetaan TPS di Ulumanda adalah di bagian pegunungan tersebar 24 TPS yang sampai hari ini sekitar 18 atau 19 TPS yang agak sulit untuk diakses. Bahkan, ada 4 TPS di dua desa di paling ujung, Ulumanda dengan Poppenga itu hampir semuanya sulit untuk diakses. Masih ada TPS yang aksesnya ke sana masih jalan kaki dengan jarak tempuh sekitar 8 kilometer yaitu Tammajannang. Jadi, praktis ketika distribusi logistik ke sana itu harus menggunakan tenaga manusia dengan memikul ke sana kemudian ada satu lagi di Babalombi dengan jarak yang hampir sama 8 kilometer. Begitu juga di Desa Panggalo ada ada dua TPS, yakni TPS 3 dan 4 jaraknya dari ibukota desa sekitar 14 kilo dan hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki,” tandas Suharman.
Ia pun mengaku telah menyampaikan semuanya saat melakukan pertemuan dengan stakeholder dan bersyukur karena Ulumanda selalu menjadi perhatian khusus dan prioritas utama saat penyaluran logistik dari kabupaten ke kecamatan.
Suharman mengusulkan seperti sebelumnya bahwa pendistribusian logistik pemilu ke Ulumanda dilakukan H-3. H-2 sudah ada di PPS (tingkat desa) dan H-1 dipastikan sudah ada di TPS-TPS.
“Itu yang masih menjadi alternatif penanganan efektif kami sejauh ini dan sejauh ini belum ada kendala,” tukas Suharman.
Ketua PPK Banggae Akbar menambahkan, untuk Kecamatan Banggae secara geografis tidak ada kendala. Hanya saja yang perlu menjadi perhatian adalah kebutuhan logistik.
“Hari ini Banggae terdiri dari 125 TPS yang reguler kemudian ditambah 1 TPS lokasi khusus yang ada di Rutan yang tersebar di delapan kelurahan dan desa,” kata Akbar.
Meskipun intensitas hujan tidak seperti di Ulumanda, tapi cuaca tidak dapat diprediksi.
“Nanti di kecamatan Banggae pada saat terjadi hujan berhari-hari maka tidak dapat dipungkiri akan terjadi banjir, terutama yang berada di daerah pasar atau Pakkola. Itu yang perlu kita lakukan upaya mitigasi pada pendistribusian logistik nantinya,” sebut Akbar.
Khusus di Kelurahan Pangali-ali, perlu juga mendapat perhatian karena terdapat 31 TPS. Untuk dua lingkungan di situ, yaitu Cilallang dan Tanangan akan sulit mencari lokasi TPS yang representatif saat karena merupakan lokasi reklamasi. Saat terjadi angin kencang dari laut itu akan mengganggu jalannya kegiatan pada pelaksanaan hari H.
“Memang secara geografis mungkin kita tidak ada masalah, hanya saja mungkin secara demografi di mana penduduk di situ padat. Apalagi akan memanajemen kurang lebih 30.000 pemilih,” kata Akbar.
Ketua PPK Kecamatan Banggae Timur Idil yang membawahi delapan kelurahan dan satu desa menyampaikan hal serupa.
“Berbeda dengan kondisi di Kecamatan Ulumanda yang masih banyak kendala dalam pendistribusian logistik, untuk di Banggae Timur terdapat banyak jalan alternatif untuk menuju ke TPS atau lokasi yang sudah ditentukan yang tidak hanya bisa dilalui roda dua tetapi roda empat, bahkan roda 8,” ucap Idil.
Meski demikian, akan ada kendala pada saat musim penghujan nantinya, seperti lokasi yang terdapat banyak genangan air saat hujan sehingga memang sangat penting untuk melakukan berbagai macam rencana untuk menyukseskan proses pendistribusian logistik.
“Begitu juga dengan kendala yang diakibatkan oleh gelombang dan angin kencang karena masih ada beberapa TPS yang berada di pesisir,” tutur Idil.
Komisioner KPU Majene Kepala Divisi (Kadiv) Teknis Penyelenggara Pemilu sekaligus koordinator wilayah Kecamatan Pamboang dan Sendana Ahmad menyampaikan bahwa yang menjadi perhatian juga saat ini untuk di Kecamatan Pamboang adalah Dusun Coci Desa Banua Adolang dan Kecamatan Sendana Paminggalan.
“Coci sendiri juga masih sangat sulit aksesnya, bahkan harus jalan kaki sejauh dua sampai tiga kilometer dan harus menyeberangi sungai. Meskipun memiliki jalur alternatif, tapi harus tetap diantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan,” tukas Ahmad.
Begitu juga dengan Desa Paminggalan yang harus menyebrangi sungai dengan akses yang lumayan terjal, apalagi saat musim penghujan.
“Ini yang akan membutuhkan tenaga ekstra dan menjadi perhatian kita sehingga sangat penting kita menyusun atau menyiapkan rencana-rencana dalam proses pendistribusian logistik Pemilu 2024,” jelas Ahmad.
Sementara itu, berbagai saran dan masukan pun disampaikan oleh jurnalis yang ada di Majene, termasuk salah satu wartawan senior, Ali Mukhtar.
Dirinya menyampaikan agar nantinya KPU Majene pada saat pendistribusian logistik Pemilu untuk banyak-banyak melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau stakeholder yang ada, utamanya pelibatan masyarakat setempat yang mengetahui persis jalur atau wilayah tersebut.
Tak hanya itu, Ali memberi saran kepada KPU Majene agar saat pendistribusian logistik ke daerah terpencil, utamanya di pegunungan dapat menggunakan kuda.
Menurutnya, penggunaan kuda juga cukup baik meskipun tetap dengan berbagai pertimbangan.
“Yang paling penting juga melakukan koordinasi terhadap pihak-pihak atau instansi yang memiliki alat berat dimana dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti longsor, sehingga menjadi sangat mudah untuk melakukan koordinasi dan komunikasi,” tandas Ali.
Selain tentang pendistribusian logistik, Ali juga memberi saran agar pengamanan-pengamanan yang dilakukan pada TPS dapat dimaksimalkan untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Awak media juga akan sangat senang membantu, utamanya dalam memberikan informasi kondisi di lapangan dalam menyukseskan Pemilu 2024 mendatang,” tutup Ali. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia