Ciri khasnya yang cukup lantang saat memberikan keterangan, lelaki tua tersebut menjelaskan. Sebelumnya ia bercocok tanam sayuran di Kampung Taupe lalu melanjutkan ke Samping Aula GTM disekitar Kota Mamasa dengan pertimbangan dekat dengan akses pasar dan hingga sekarang semua tanaman holtikultura dapat disimpulkan sangat menjanjikan dan saya berpikir bahwa lahan ditengah Kampung Taupe mesti kembali diolah sebagai “Kios Hijau” yang didalamnya terdapat berbagai macam sayuran.
“Ide Kios Hijau bagi saya merupakan solusi dalam budidaya tanaman holtikultura karena jika di wilayah Mamasa hanya konsentrasi pada satu jenis tanaman holtikultura masih kesulitan dalam pasaran, selain itu dapat berdampak positif bagi warga sekitar dalam memperoleh sayuran segar dengan harga terjangkau dan aman untuk kesehatan,”terangnya.
Sambil duduk diatasnya kursi kayu ditemani hembusan angin di pagi itu serasa menusuk tulang, Markus berpendapat, dirinya tidak pernahah kalkulasi berapa keuntungan bulanan namun pendapatan Rp 10.000-500.000 per hari bisa saja didapatkan dan yang pasti hingga sekarang biaya kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak dapat saya atasi hingga 3 orang S-1 dan 3 lainnya tamat SMA hanya dengan konsentrasi pada tanaman holtikultura
Sambil tersenyum melihat Reski Masran menganggukkan kepalanya, lanjut Markus.
” Ada tiga cucu yang saat ini masih saya biaya kuliah salah-satunya kuliah Agribisnis di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan semua itu hanya bersumber dari tanaman holtikultura,”tuturnya.
Lelaki berambut putih tersebut juga menyampaikan, belum diketahui persis jumlah tanaman holtikultura yang sedang dibudidaya namun beberapa tanaman yang dapat dilihat saat ini yakni, jagung, sawi, wortel, buncis, wijen, strawberry, lombok, tomat, bawang merah, ubi jalar, terong, paprika, kacang panjang bahkan untuk aktivitas kuliner istri Markus juga membuat kripik jahe, Rp 5.000 per bungkus.
Istilah Petani Nakal secara berulang-ulang sering disebut Reski ditengah jalan bahkan juga terpampang disebuah baliho tepat di dalam tenda “Pusat Kegiatan Petani Nakal” sebelumnya saya menanyakan hal tersebut, sontak Reski membaca agak lantang istilah tersebut seolah pertanda kepada Markus untuk memberi penjelasan.
Seketika Pak Tua itu berpaling ke arah Reski dan memberikan penjelasan bahwa, oh..iya ,julukan petani nakal muncul sebab terkadang apa yang dilakukan pada beberapa jenis varietas holtikultura kadang tanpa banyak memikirkan resiko, sehingga saat ada seseorang peneliti pertanian dari Jakarta mengunjunginya barulah istilah itu muncul dengan pemahaman.
“Kadang saya secara dadakan menemukan ide-ide untuk melakukan sesuatu guna menemukan suatu varitas unggul, seperti Padi Bambu Mas yang berasal dari persilangan Padi Kuda dan Padi Tailan yang diambil dari Bamba Buntu dan Mamasa disingkat Bambu Mas, sedangkan tanaman Tomat Taupe berasal dari persilangan Tomat Amerika dan Tomat Ceri yang merupakan jenis Lokal Mamasa sehingga buahnya tetap besar dan banyak dan tumbuh lebih lama dengan panjang bisa mencapai 9 meter ,”ujarnya.