Lanjut Markus berapi-api menjelaskan. “Bahkan saya juga pernah membuat persilangan antara paprika yang dibeli di pasar dengan jenis cabe besar lalu diberi nama Paprika Kalisusuan Rara. Sejak Tahun 2019 saya juga mencoba mengembangkan persilangan Padi Manalagi dan Padi Cristal hasilnya lembek tahan penyakit, daun sedikit lebar, batang lebih besar dan perbandingan hasil dalam 1 hektar mencapai 9.200 kg setelah Dinas Pertanian melakukan perhitungan,”ucap Markus.
Sejak pandemi Covid-19, kata Markus aktivitas masyarakat pada budidaya tanaman holtikultura meningkat sementara ketersediaan pupuk kandang berupa kotoran ayam cukup sulit didapatkan bahkan dengan harga Rp 25.000-30.000 per karung, jika ada bantuan pada kebutuhan pupuk kandang tentu akan sangat membantu sebab “Saya tidak mau bercocok tanam bila tidak organik sebab ini menyangkut kesehatan kunsumen,”pungkasnya sembari meletakkan topi miliknya.
Sesekali Pak Tua itu memperbaiki posisi duduknya , kembali ia mengatakan. Pihaknya sudah sangat terbantu dalam pengelolaan lahan setelah diberikan Mesin Cultivator dari Dinas Pertanian Tahun 2019 lalu, behkan beberapa lahan tidur disekitar kampung mulai digarap dengan adanya alat tersebut sebab yang membuat orang enggan dengan tanaman holtikultura sebab sebelumnya kita hanya mengandalkan sistem manual yakni sekop dan cangkul.
Dalam perjalanan pulang menuju Kota Mamasa, Aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Mamasa, Pampang Tiku yang akrab disapa Pati berpendapat, “orang seperti Pak Markus mestinya dapat perhatian khusus sebab selain yang dilakukan telah mengedukasi masyarakat setempat juga memiliki kemampuan dalam mengembangkan atau menemukan beberapa bentuk varietas holtikultura,”ucapnya.
Sambil memperhatikan pegangannya pada bagian jok belakang roda dua yang ditumpanginya, kembali Pati mengungkapkan.
“Orang tua ini bila diberikan fasilitas yang layak dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki bahkan diberikan pendampingan khusus saya nyakin masih ada beberapa hal akan ditemukan, sebab dengan alat sederhana saja jenis varietas padi yang ditemukan jauh lebih unggul bahkan beberapa warga telah tertarik pada jenis padi tersebut, bagaimana jika didukung fasilitas,”tutur Pati dengan penuh keyakinan. (Bersambung….)