Launching kelompok Mas DILAN pada acara rembuk stunting Kab. Majene yang dihadiri Pakar Gizi Prof. Dr. dr. ABDUL RAZAK THAHA, M. Sc.
Majene, mandarnews.com – Perhatian serius dalam hal penanganan stunting di Kabupaten Majene bermunculan. Perhatian tak hanya dari pemerintah kabupaten tapi dari berbagai kalangan. Salah satu gagasan yang lahir adalah Kelompok Mas DILAN.
Kelompok Mas DILAN digagas oleh salah satu peserta Diklatpim III 2019, Shafwan M. Mahmud, SKM, MPH. Shafwan -sapaan akrabnya-nmelihat dalam masalah penanganan stunting, terdapat proyek perubahan yang bisa dilakukannya.
Shafwan membentuk sebuah Kelompok Masyarakat Peduli Stunting atau disingkat Kelompok Mas DILAN ini. Kelompok ini dibentuk untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemantauan Tumbuh Kembang sebagai implementasi dari pemberdayaan/kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Kab. Majene.
Kelompok Mas DILAN yang telah dibentuk diawali dengan kegiatan orientasi tentang pola asuh yang baik dalam hal pemantauan tumbuh kembang oleh orang tua atau pengasuh balita. Kelompok MAS DILAN terdiri dari unsur PKK, Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama, Kader Kesehatan (Posyandu & BKB), Tenaga Kesehatan, Tenaga Pendidik PAUD.
Kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Mas DILAN adalah melakukan pendampingan kepada ibu balita atau pengasuh dalam bentuk pemetaan masalah, diskusi, membimbing, memberi dorongan/ semangat, nasehat dan solusi dalam hal pemantauan tumbuh kembang secara mandiri.
Pendampingan yang oleh kelompok Mas DILAN dilaksanakan berdasarkan pola kemitraan antara tenaga pendamping (kader posyandu, kader BKB, & Tendik PAUD) dengan Tenaga Teknis Kesehatan (Puskesmas & Bides/Pustu).
“Jika dalam pelaksanaan pendampingan ditemukan masalah atau gangguan tumbuh kembang akan dikonsultasikan kepada tenaga teknis kesehatan untuk mendapatkan solusi atau saran berdasarkan masalah tersebut,” kata Shafwan, Sabtu (29/6).
Kelompok Mas DILAN dibentuk di dua lokus yaitu di Desa Adolang Dhua sebagai desa lokus stunting dengan sasaran posyandu sebagai obyek pendampingannya dan PAUD 03 Pertiwi Galung-galung Pamboang untuk sasaran pendampingan di PAUD.
Program ini diluncurkan dengan tiga jenis tujuan. Terdiri dari : 1. Tujuan Jangka Pendek ;
Meningkatnya partisipasi masyarakat melakukan pemantauan tumbuh kembang secara mandiri melalui Kelompok Mas DILAN yang terbentuk ditingkat desa dan kelurahan
2. Tujuan Jangka Menengah ; Tereplikasinya Kelompok MAS DILAN diseluruh Kecamatan di Kabupaten Majene disertai dengan peningkatan cakupan pemantauan tumbuh kembang yang dilakukan oleh masyarakat. Dan
3. Tujuan Jangka Panjang ; Menurunnya prevalensi Balita Stunting di Kab. Majene berlandaskan kemandirian masyarakat dalam pemantauan tumbuh kembang melalui pendampingan oleh Kelompok Mas DILAN
Shafwan berharap, Kelompok Mas Dilan ini memberikan manfaat, diantaranya : 1. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam penerapan pola asuh, stimulasi dan deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan balita. 2. Meningkatkan partisipasi masyarakat melakukan pemantauan petumbuhan dan perkembangan balitanya melalui kegiatan pendampingan oleh Kelompok Mas Dilan. 3. Teridentifikasinya penyimpangan tumbuh kembang balita secara dini sehingga intervensi segera dapat dilakukan. 4. Menurunnya prevalensi balita stunting di Kabupaten Majene.
Dalam meraih tujuan dari pembentukan kelompok ini, Safwan telah memprediksi akan adanya tantangan atau potensi hambatan. Seperti : 1. Karakteristik sasaran pendampingan yang berbeda-beda sehingga memungkinkan ditemukannya kesulitan dalam melakukan pendampingan terutama bagi orang tua atau pengasuh dengan latar belakang pendidikan yang rendah; 2.Lemahnya motivasi bagi anggota kelompok yang dibentuk dalam melakukan pendampingan; dan 3. Belum tersedianya pembiayaan dan sumbernya guna mendukung operasional pembentukan dan pelaksaan tugas bagi Kelompok Mas Dilan
Namun prediksi terhadap potensi hambatan itu telah disiapkan langkah antisipasi. Menurut Safwan, langkah antispasi yang disiapkan adalah 1. Peningkatan kompetensi anggota kelompok dalam hal pemetaan sasaran agar mampu melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik sasaran yang didampingi. 2. Komitmen stakeholder yang terkait untuk menyediakan pembiayaan operasional kelompok dari berbagai sumber yang ada sekaligus menjadi stimulan bagi para anggota kelompok dalam melakukan pendampingan.
Shafwan berharap, gagasan perubahan yang dilakukannya ini sebagai satu wadah pengintegrasian layanan pendampingan kepada orang tua/pengasuh balita, baik oleh kader posyandu dalam pemantauan pertumbuhannya dan oleh kader BKB dalam pemantauan perkembangan balita. (rizaldy)