Majene, mandarnews.com – Mas Iyong (26) salah satu penjual bendera dan hiasan bernuansa merah putih mengaku merindukan pameran yang biasanya dilaksanakan tiap tahun di Majene. Pameran itu biasanya digelar pada Agustus, bulan dimana peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) dan peringatan Hari Jadi Majene (HJM). Pameran itu biasanya digelar di stadion Prasamya Mandar Majene.
Mas Iyong adalah warga Kampung Bendera di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia meninggalkan kampungnya menuju Majene dengan harapan bisa meraup keuntungan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia memang sudah ke empat kalinya ke Majene, yakni setiap bulan Agustus. Di Majene, Mas Iyong membuka lapak di trotoar belakang gedung Boyang Assamalewuang Mandar Majene.
Tapi kenyataan yang dialami Mas Iyong berbeda dari tahun sebelumnya. Kali ini pendapatannya merosot dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Berbeda dengan tahun lalu dengan tahun ini, penjualan untuk tahun – tahun yang lalu sangat memuaskan,” kata Mas Iyong lirih.
Tahun-tahun sebelumnya, pendapatannya biasa melebihi target. Per harinya biasa mencapai Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Tapi momen HUT RI ke 74 tahun ini penjualannya hanya mencapai sekitar 70% dari target. Sayangnya, Mas Iyon tidak menyebut berapa target yang harus ia raup.
Ia hanya menyebut bahwa tahun ini pendapatan per harinya hanya di kisaran Rp500ribu sampai Rp 1juta saja. Bahkan pernah hanya bisa meraup Rp25ribu.
Penjual bendera yang mulai menggelar jualannya pada pukul 08.00 pagi hingga 05.30 sore setiap hari ini menyadari adanya perbedaan peringatan HUR RI dan HJM dari tahun sebelumnya. Kali ini tidak ada pameran sehingga pendapatannya menurun. Jika ada pameran -biasa digelar di stadion Prasamya Mandar-, maka tiap – tiap stand pasti berhias dengan bendera – bendera hasil jualan Mas Iyon.
Menurut Mas Iyong, pameran bukan hanya sekedar suatu hiburan saja atau tempat kunjungan keluarga, namun bagi seorang penjual, ajang seperti itu merupakan khazanah baru untuk bisa meraup keuntungan.