
Lokasi ditemukannya korban.
Polman, mandarnews.com – Sesosok mayat laki-laki ditemukan di pesisir Pantai Mampie Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Kamis (3/2).
Korban berinisial AS (45) yang berprofesi sebagai petani, warga Lorong Kumala Jln. Pendidikan, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman ditemukan tergeletak dalam keadaan tidak bernyawa di Pantai Mampie.
Tim gabungan SPKT dan Piket Fungsi dari Kepolisian Resor (Polres) Polman dan Kepolisian Sektor (Polsek) Wonomulyo yang turun ke lokasi dipimpin oleh Kepala SPKT Ipda Imam Widodo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
AS (45) ditemukan pada pesisir pantai dengan jarak dari bibir pantai sejauh 20 meter. Kendaraan korban yang digunakan dengan jarak ditemukannya korban sejauh 200 meter. Korban tergeletak di antara pohon bakau.
Tidak ditemukan benda atau barang yang mencurigakan di sekitar tempat tergeletaknya korban saat ditemukan oleh warga.
Korban yang sudah diketahui identitasnya pun dibawa ke rumah duka.
Hj. Yusriani alias Hj. Wati mengatakan, pertama kali menemukan korban sekitar pukul 11.20 Wita.
“Saya berada di sekitaran lokasi tempat korban ditemukan karena sedang mencari keong,” ujar Hj. Wati.
Ia melihat korban tergeletak dan mengiranya sedang tidur sehingga ingin membangunkannya dengan menggoyangkan pohon bakau yang berjarak dua meter dari korban. Namun, korban tidak bergerak.
“Karena tidak ada respons dan melihat korban tidak bergerak lagi, sehingga saya meminta tolong dan memanggil orang sekitar yang juga sedang mencari keong,” jelas Hj. Wati.
Dari keterangan pihak keluarga, Ahmad yang merupakan orang tua korban mengatakan, korban meninggalkan kediaman sejak Rabu, 2 Februari 2022 sekitar pukul 09.00 Wita dengan alasan ingin pergi ke kebunnya yang terletak di Desa Indo Makkombong, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman dengan menggunakan kendaraan roda dua Honda Wing warna merah hitam dengan nomor polisi DD 8864 AP.
“Korban sebelumnya sering menyendiri dan selalu berfirasat buruk setelah mengetahui bahwa ia sakit infeksi pada bagian usus,” sebut Ahmad.
Dr. Andi Saiful menjelaskan, sesuai hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada korban dan menyarankan kepada pihak keluarga untuk melakukan otopsi agar mengetahui kematian korban.
Namun, pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kejadian tersebut dengan membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan otopsi dengan tanda tangan.
Korban memiliki riwayat penyakit pada usus yang infeksi dan riwayat penyakit tersebut diduga menjadi beban pikiran hingga mengalami depresi.
Sampai saat ini penyebab pasti kematian korban belum diketahui dan masih dalam penyelidikan dan pendalaman dari Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Polman.
(Rls)
Editor: Ilma Amelia