Buku “Jangan Melambat di Lajur Cepat” karangan Usman Suhuriah. (Foto: Ist)
Mamuju, mandarnews.com – Sulawesi Barat (Sulbar) yang hendak memasuki usia 17 tahun mendapat sebuah kado yang dituangkan dalam buku berjudul “Jangan Melambat di Lajur Cepat” karangan Usman Suhuriah, yang diluncurkan di hadapan media massa di MCoffee, Mamuju, pada Selasa (21/9).
Dalam buku setebal 313 halaman itu, penulis sekaligus Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulbar itu menuangkan berbagai kritikan dan pandangannya terhadap sejumlah permasalahan yang membelit provinsi ke-33 yang bermoto “Malaqbiq” ini.
Menariknya, 73 tema dalam buku tersebut memuat sejumlah permasalahan ekonomi, politik, sosial, dan budaya yang dikemas dalam bahasa sederhana. Mulai dari permasalahan birokrasi, ketidakberdayaan Sulbar terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kemiskinan, pengangguran, wibawa pemimpin, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tidak memihak rakyat, hingga penataan pendidikan yang dilirik sebelah mata.
“Buku ini menjadi wadah setumpuk permasalahan yang membuat kita tidak berdaya,” tutur Usman Suhuriah dalam peluncuran bukunya.
Selain itu, buku ini juga banyak menyinggung terkait kegagalan pemerintah daerah dalam memanfaatkan sejumlah peluang sehingga menjadi penghambat dalam kemujuan di Sulbar, termasuk politik primordialisme yang masih menjadi primadona di Sulbar.
“Banyak hal yang belum dikelola secara maksimal, seperti jalur ALKI II, wilayah pesisir untuk pengelolaan perikanan, dan sektor lain di bidang perkebunan dan pertanian yang semua itu memiliki potensi besar untuk memajukan Sulbar. Kalau ini semua dikelola dengan baik maka Sulbar akan terhindar dari stunting, gizi buruk, kemiskinan, dan sejumlah masalah sosial yang lain,” tegas Usman.
Sementara, unsur pendorong demokrasi seperti kelompok pemuda, mahasiswa, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya, juga dianggap belum memberikan kontribusi. Dalam buku tersebut, Usman menuturkan saat ini kritik dari mahasiswa seringkali tidak sesuai subtansi, sehingga sulit dibedakan apakah itu kritik atau sekadar berteriak.
“Bagi saya, kritik itu subtansialnya, karena kritik yang saya pahami dalam memahami akar masalahnya, bukan hanya sekadar berteriak keras,” ungkap Usman.
Sebelum menduduki kursi pimpinan DPRD Sulbar periode 2019-2024, Usman Suhuriah juga pernah menjabat di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulbar dan aktif menjadi ketua lembaga swadaya masyarakat. Buku berjudul “Jangan Melambat di Lajur Cepat” merupakan karya ketiganya.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia