Ketua MUI Pasangkayu (tengah) saat dialog LSP2M dalam menyikapi terorisme
PASANGKAYU, mandarnews.com – Menyikapi aksi terorisme akhir-akhir ini, Lembaga Studi Pemberdayaan dan Penguatan Masyarakat Sipil Sulbar (LSP2M) Kabupaten Pasangkayu gelar Dialog Kebangsaan, Jumat akhir Mei 2018.
Dialog ini mengambil tema “Peran Tokoh Agama dan Ormas Islam Menangkal Radikalisme dan Terorisme Melalui Penguatan Nilai-Nilai Islam Rahmatan Lil Alamin.
Ketua MUI Pasangkayu Maslim Halimin mengatakan, semua agama tidak satupun menerima kekerasan apalagi sampai teror yang menyakiti sesama manusia.
Maslim menjelaskan, aksi bom bunuh diri adalah paham-paham radikal yang salah dipahami seseorang dengan mengambil pembenaran dari agama. Sehingga menurutnya, semua itu adalah suatu perbuatan di luar dari agama.
Kekerasan bukanlah ajaran dari Islam. Berjihad tidak harus dengan pembunuhan, namun upaya dalam mendapatkan keridhaan Allah juga dapat dikatakan jihad,” ucap Maslim.
Sementara itu, Dandim Pasangkayu Takdir Tangdiesak mengatakan bahwa, semua telah sepakat radikalisme ajaran yang salah.
“Bila ingin menjadi Islam sejati, maka jangan mudah terprovokasi dalam ajaran-ajaran radikalisme,” ujarnya.
Takdir juga mengatakan, dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai pegangan hukum maka perlu bersama-sama menjaga arti dari kesatuan itu.
Turut hadir, Wakapolres Pasangkayu, Kepala Kemenag H Mustafa dengan peserta dialog yang terdiri dari Muhammadiyah, NU, GP Ansor, HMI, PMII, Banser, IPNU/PPNU, Wahda Islamiyah, KNPI, FKPPU, Jemaah Tablig, Gusdurian dan Tokoh Agama lainnya.(Ardi/tim)