Masjid Syekh Abdul Mannan Salabose/ Foto : Irwan
Majene, mandarnews.com – Salah satu bukti sejarah peradaban Islam di Mandar,Sulawesi Barat adalah Masjid Purbakala Syekh Abdul Mannan. Letaknya puncak Salabose, Kelurahan Pangaliali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene.
Imam Masjid Syekh Abdul Mannan, Muhammad Gaus menjelaskan informasi seputar masjid yang berusia 400 tahun ini kepada mandarnews.com. Menurutnya, nama masjid ini diambil dari tokoh penyebar agama Islam di Mandar, khususnya di Majene.
Syekh Abdul Mannan tiba di Kerajaan Banggae saat masa pemerintahan raja ketiga Kerajaan Banggae, Daeng Ta di Masigi. Saat itu, Kerajaan Banggae masih menganut agama hindu. Terbukti dengan banyaknya terdapat bebatuan yang menjulang tinggi bagian utara puncak Salabose.
Warga setempat mempercayai bahwa bebatuan itu adalah tempat menyembah. Pasalnya, dulunya terdapat patung yang diyakini sebagai patung yang disembah saat Kerajaan Banggae belum menganut agama Islam. Patung agama Hindu itu disimpan oleh salah satu warga dan fotonya ada di Museum Mandar Majene.
Menurut Gaus, di Salabose Syekh Abdul Mannan menikah dengan wanita bernama Besse yang merupakan keluarga dari Tomakaka Salabose. Dalam menyebarkan ajaran Islam, Syek Abdul Mannan membangun masjid yang diyakini sebagai masjid pertama di Majene.
“Masjid ini adalah masjid Kerajaan Banggae. Saya lihat di lontar, pada tahun 1608 itu peresmian agama Islam sebagai agama kerajaan karena sebelumnya adalah agama Hindu,” kata Gaus.
Arsitektur masjid ini cukup sederhana yang dibangun dengan material bangunan dari batu yang dipahat. Batu itu kemudian disusun rapi dan direkatkan dengan menggunakan putih telur. Sebagian besar bentuk asli masjid ini masih dipertahankan.
Bagian belakang Masjid Syek Abdul Mannan/ Foto : Irwan
Hanya saja, pada lantai dan dinding ruangan masjid sudah ditegel agar tetap kuat dan demi kenyamanan jamaah saat beribadah. Dulunya, masjid ini tanpa pintu tapi seiring perkembangan zaman masjid itu kemudian dipasangi pintu dan jendela demi keamanan.
Selain itu, pada bagian luar masjid juga telah beberapa kali dilakukan renovasi.Ukuran masjid ditambah seiring pertambahan jumlah jamaah yang datang di masjid peninggalan ulama penyebar agama Islam di Majene ini.
Material bangunan asli masjid ini terlihat jelas pada tempat wudu dan bagian belakang masjid. Disitu terlihat jelas material bangunan dari batu pahat yang disusun yang masih sangat kuno.
Ornamen lain yang tak kalah menarik adalah pada tiang antara tempat imam dan khatib. Pada tiang itu terdapat ornamen-ornamen tempo dulu yang syarat makna. Ornamen itu tersusun mulai dari atas sampai kebawah.
Pertama ornamen bintang dengan lima sisi dipadukan dengan matahari dan bulan sabit. Kedua ada wadah untuk wudu, kemudian ornamen ada ornamen tombak dan keris sebagai tanda peninggalan Kerajaan Banggae.
“Bintang yang punya lima sisi itu simbol dalam islam, shalat lima waktu. Matahari dan bulan makannya siang dan malam. Kita sebagai umat islam tanggung jawab mendirikan shalat waktu,” jelas Gaus.
Muhammad Gaus menjelaskan makna ornamen masjid/ Foto : Irwan
Pada bagian dasar adalah ornamen mirip daun yang berjumlah tiga puluh. Hal itu menandakan pedoman hidup umat Islam adalah 30 juz Alquran.
Selain masjid, peninggalan lain Syek Abdul Mannan dan Daeng Ta di Masigi adalah keris, tombak dan Alquran. Alquran tersebut diyakini adalah hasil tulisan tangan Syek Abdul Mannan yang masih terawat dengan baik hingga kini. (Irwan)
Ini letak Masjid Syek Abdul Mannan di Google Maps, klik disini
Baca juga kumpulan berita tentang : Salabose