Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menerima audiensi Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (18/11).
Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko mengajak mahasiswa berperan aktif untuk mencegah terjadinya politik identitas, polarisasi politik, dan adu domba yang kemungkinan akan digunakan oleh oknum politisi pada Pemilu 2024.
Hal ini disampaikan Moeldoko saat menerima audiensi Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (18/11).
“Kalian memang tidak berperan dalam politik praktis, tapi saya ingin kalian, para mahasiswa, terlibat dalam upaya mencegah politik adu domba memasuki tahun politik. Kita masih ingat polarisasi yang terjadi di pemilu sebelumnya dan ini menimbulkan suasana tidak nyaman yang masih membekas hingga sekarang. Saya berharap teman-teman terlibat agar membawa suasana semakin jernih,” kata Moeldoko.
Purnawirawan Panglima TNI ini juga mengatakan bahwa pemerintah selalu menerima kritik dari semua kalangan, termasuk mahasiswa. Ia bahkan menghargai upaya komunikasi yang dibangun oleh mahasiswa dengan para petinggi di istana sebagai bagian dari proses pembentukan leadership.
“Saya tidak pernah pusing kalau kalian mengkritik saya atau pemerintah. Saya tidak peduli tentang siapa yang menyampaikan kritik, saya tidak akan marah. Yang penting, tema dari kritik yang disampaikan jelas, supaya kita bisa tindaklanjuti. Sebagai seorang pelayan yang baik, sudah menjadi tugas kita untuk selalu mendengarkan kritik,” imbuhnya.
KAMMI sendiri punya sekitar 16,000 kader dibawah 126 kepengurusan level kota kabupaten yang tersebar di 31 provinsi di Indonesia.
Tujuan KAMMI datang beraudiensi dengan KSP adalah untuk berdiskusi terkait peningkatan kapasitas, karakter, dan pendidikan kepimpinan mahasiswa. Selain itu, sebagai organisasi mahasiswa muslim, mereka memiliki tujuan untuk menyamakan frekuensi dalam tujuan moderasi beragama yang digaungkan oleh pemerintah.
“Kami menyadari bahwa sebagai organisasi kepemudaan, KAMMI butuh bekal agar tidak ikut polarisasi politik menjelang tahun politik 2024. Apalagi sebagai organisasi kemahasiswaan, kita juga harus independen dan netral secara politik. Kami bisa diterima di KSP ini adalah suatu penghargaan dan perhatian yang tinggi bagi mahasiswa dan organisasi kepemudaan,” kata Zaki A. Rivai, Ketua Umum KAMMI. (Rizaldy/KSP)