Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko bersama Ketua Sedulur Bunda Milenial Sisca Rumondor menyerahkan bendera baru kepada masyarakat, yang merupakan hasil penukaran bendera rusak dan lusuh, di gedung Bina Graha Jakarta, Senin (8/8).
Jakarta – Dilarang mengibarkan bendera kebangsaan yang rusak, sobek, kusam, luntur. Begitulah bunyi pasal 24 C, Undang-Undang No 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Atas dasar itulah, Sedulur Bunda Milenial, sebuah komunitas ibu-ibu yang bergerak di bidang sosial menginisiasi dan melakukan gerakan tukar bendera rusak dan lusuh.
Ketua Sedulur Bunda Milenial Sisca Rumondor menyampaikan, gerakan tukar bendera rusak dan lusuh sudah berjalan sejak 2020. Gerakan ini, ujar dia, bentuk edukasi kepada masyarakat untuk menghargai bendera merah putih yang menjadi simbol dan lambang negara.
“Apa ya tega melihat bendera-bendera yang dikibarkan rusak dan lusuh. Jadi kami menjahit bendera, menukar yang rusak dan akan memberikan yang baru,” kata Ketua Sedulur Bunda Milenial Sisca Rumondor, saat audensi bersama Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Senin (8/8).
Sisca mengklaim, gerakan tukar bendera rusak dan lusuh mendapat respon positif dari masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya jumlah warga yang menukarkan bendera mereka. Ia menyebut, selain dari masyarakat di pulau jawa, permintaan penukaran bendera juga datang dari Sulawesi, Sumatera, Kepulauan Riau, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Untuk itu kami bekerja sama dengan beberapa UMKM untuk menjahit bendera baru. Dan tahun ini, kami menyiapkan sepuluh ribu bendera untuk diberikan secara gratis. Ke depan harapan kami, ini menjadi Call to Action kepada seluruh masyarakat,” terang Sisca.
Menanggapi hal ini, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menyampaikan apresiasi dan dukungannya atas gerakan tukar bendera rusak dan lusuh. Menurutnya, gerakan tersebut wujud nyata bela negara dan penanaman rasa cinta terhadap bangsa.
“Di saat banyak orang menyepelekan soal bendera, ternyata ada sebagian kelompok elemen masyarakat yang justru peduli terhadap substansi pengibaran bendera. Mewakili pemerintah, saya sangat mendukung penuh gerakan ini,” tegas Moeldoko.
Pada akhir audensi, Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko secara simbolis menyerahkan bendera baru kepada masyarakat, yang merupakan hasil penukaran bendera rusak dan lusuh. (KSP)