Penulis : Zulkarnain Hasanuddin,SE,.MM.
( Founder Garansi Institute )
Mata politik hingga Rasa politik peberapa bulan lalu dalam detik-detik penentuan pasangan calon kepala daerah Pilkada 2024, sempat tertuju pada satu wilayah sebagai centrum politik Indonesia, dimana ada peristiwa politik yang sulit dinalar dalam logika electoral, saat partai politik mengharapkan suara rakyat memilihnya, namun disaat yang sama pilihan rakyat kebanyakan di abaikan. Tentu jika dirumus dalam matematika politik. Electoral bertujuan untuk elektabilitas yang lebih besar dari popularitas.
Dan menjadi menarik disaat Lastminute, terjadi sebuah dinamika politik yang juga menerobos logika ketika sebuah bujukan kekuasaan dipatahkan oleh sebuah standar moral yang tinggi dan masih terjaga ( Moral Guard ),sekaligus membantah banyak teori jika politik bukan semata hanya tentang kekuasaan, tetapi pesan yang dapat diambil dari peristiwa politik itu dalam mengaktualisasi politik lebih dari sekedar kekuasaan, tetapi ada idealisme, moralitas dan value menjadi harga yang tak tertakar apalagi tertukar oleh pragmatisme sesaat oleh ‘Oderint Dum Metuant’.
Terlihat naif memang melihat carut-marutnya politik negeri ini,tetapi kita diyakinkan jika harapan perbaikan itu masih ada, Indonesia bangsa besar butuh orang-orang hebat untuk memimpin negeri ini, pemimpin yang bukan sekedar melakukan transaksi kekuasaan,tetapi sekaligus memberikan pendidikan politik pada rakyat bahwa ada standar intelektualitas, etikabilitas yg menghasilkan elektabilitas yang diterima oleh logika sekaligus memperlihatkan politik yang estetik.
Determinasi Politik itu kemudian menjadi Tuntunan Demokrasi yang syarat Nilai-nilai yang menuntun pada sebuah hipotesa Moral harus lebih dari hanya sekedar berkuasa,tetapi berkuasa itu harus menerima mandat pemberi kuasa yang sebenarnya yaitu rakyat, bukan hanya sekedar pragmatisme berkuasa dari partai politik. Dan seperti ada kemiripan peristiwa sejarah kaisar Louis saat revolusi perancis, dimana rakyat prancis membuktikan bahwa mahkotamu adalah mandat rakyat bukan pemberian langsung dari tuhan filosilofi dan adagium ‘vox populi vox dei’
Dan Epilog dari peristiwa itu dan sekaligus menjadi Pesan moral yang bisa kita maknai dalam cerita politik pada region jackmania dan boboto adalah ‘Salus populi suprema lex esto’
Artinya: kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi dalam suatu negara sebagai standar moral seorang pemimpin.dan itulah pesan yang dramatis yg tersirat dalam peristiwa politik yang terjadi dikurun 2 menit terakhir saat itu, sekaligus memberikan pesan jika politik adalah jalan dan moralitas adalah penuntun menuju demokrasi yang hakiki.