Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Sulbar Agus memaparkan sejumlah wilayah di Sulbar yang mengalami musim hujan, Kamis (4/11) di Kantor BMKG Sulbar.
Majene, mandarnews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar rilis pers antisipasi musim hujan dan fenomena La Nina di Sulbar, Kamis (4/11), melalui Zoom Meeting.
Dalam kegiatan, turut serta hadir secara langsung Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar Darno Majid serta diikuti secara virtual oleh sejumlah pejabat struktural maupun vertikal baik tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, serta kelurahan atau desa.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Sulbar Agus menjelaskan, pihaknya melakukan rilis pers antisipasi musim hujan dan fenomena La Nina di Sulbar agar ke depan dapat mengantisipasi adanya korban yang disebabkan oleh bencana hidrometeorologi.
“Di akhir tahun 2021 telah memasuki musim hujan, namun musim hujan saat ini telah dibarengi dengan Fenomena La Nina,” ujar Agus.
Ia mengungkapkan jika musim hujan berbeda dengan La Nina. Musim hujan adalah musim yang mempunyai siklus. Sementara La Nina adalah fenomena yang biasa terjadi saat musim hujan namun tidak memiliki siklus sehingga tidak bisa diperkirakan kapan terjadinya atau tidak dapat dipastikan jika La Nina terjadi setiap tahun.
“Ancaman La Nina sendiri adalah adanya penambahan intensitas hujan saat terjadi hujan. Misalnya normalnya dalam musim hujan 200 millimeter per bulan, namun dalam fenomena La Nina itu bisa sampai 280 millimeter atau bahkan lebih,” jelas Agus.
Sehingga, lanjutnya, dengan adanya fenomena La Nina tahun ini diprediksi terjadi kelebihan curah hujan. Ketika intensitas hujan banyak maka harus diantisipasi jika terjadi longsor, banjir, sungai meluap, atau lainnya.
“Sehingga, langkah taktis dari BMKG terkait fenomena ini adalah berupaya memberikan informasi seupdate mungkin ke media-media yang disiapkan seperti media sosial berkaitan perkiraan cuaca yang akan terjadi, termasuk peringatan dini tiga hari sebelum terjadi seperti bencana angin puting beliung ataupun hujan lebat,” tandas Agus.
Ia menambahkan, mengingat apa yang disampaikan BMKG tidak bisa diterima langsung ke masyarakat, maka pihaknya berharap agar stakeholder yang lain bisa meneruskan informasi seperti Tentara Nasional Indonesia-Kepolisian Republik Indonesia (TNI-Polri), BPBD, Badan SAR Nasional (Basarnas), Dinas Sosial (Dinsos), serta lainnya.
“Antisipasi dampak La Nina ini kami harap agar masyarakat selalu mengikuti informasi dari BMKG dan teliti membedakan antara informasi resmi dari BMKG atau hanya hoaks,” kata Agus.
Di tempat yang sama, Kepala BPBD Sulbar Darno Majid menyampaikan, untuk menindaklanjuti imbauan dari BMKG, ia akan senantiasa berkoordinasi dengan pihak terkait seperti TNI-Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), serta dinas atau lembaga lainnya untuk meminimalisir jika suatu waktu terjadi bencana.
“Kami juga akan senantiasa menyosialisasikan kepada masyarakat terkait hal-hal kemungkinan yang akan terjadi akibat fenomena La Nina,” sebut Darno.
Ia juga mengharap nantinya agar pemerintah, baik tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan atau desa menyiapkan posko siaga yang nantinya berfungsi mengkoordinir kondisi-kondisi yang terjadi di lapangan.
Sehingga, tambahnya, ketika suatu waktu terjadi sesuatu yang tidak diharapkan maka pemerintah setempat siap akan hal itu untuk meminimalisir korban.
Diketahui hampir seluruh wilayah di Sulbar mengalami musim hujan dan merasakan fenomena La Nina. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia