Penulis: Abd. Rahman (Sekretaris GMNI Mamuju)
Dirgahayu Republik Indonesia, kata itu telah melekat kuat setiap memeringati kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus. Momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 tahun ini, secercah harapan lahir di tengah 50 kepala keluarga di pinggiran Stadion Manakarra Mamuju.
Lebih dari 100 orang dari anak-anak, orang tua, hingga lansia yang tergusur sejak peristiwa pembongkaran rumah mereka awal tahun lalu menyimpan tanya dan luka pada mereka. Nampak dalam isi kepalaku, ke manakah kita harus pergi (sedang coba menafsirkan pemikiran mereka yang tergusur).
Bagaimana tidak, ratusan personel berseragam lengkap dari Satpol PP Kabupaten Mamuju kala itu membongkar rumah mereka. Katanya, Pemerintah Kabupaten Mamuju akan memperlebar pembangunan stadion.
Hal itu direspons oleh mahasiswa lalu membentuk Aliansi Masyarakat Stadion. Ya, kita rakyat mungkin selalu dibenturkan kebijakan yang tidak tepat sasaran sehingga naluri rakyat kini muak dengan tingkah sang penguasa, sebut dalam hatiku.
Setelah melakukan demo beberapa kali, Pemerintah Kabupaten Mamuju berjanji akan menghentikan seluruh proses penertiban oleh Satpol PP sampai ada pertemuan dan pembicaraan lebih lanjut antara pihak pemerintah daerah dengan masyarakat stadion yang waktu itu telah mengorganisir diri.
Tapi tetap saja, hanya selang beberapa hari setelah kesepakatan itu dibuat, masih saja ada beberapa oknum yang mencoba menakut-nakuti masyarakat menggunakan seragam dengan alasan hanya datang untuk memantau.
Hal ini kemudian oleh Aliansi Masyarakat Stadion direspons dengan melaksanakan aksi demonstrasi di Kantor Daerah Kabupaten Mamuju yang ditemui oleh Asisten I Kabupaten Mamuju. Beliau kamudian menjanjikan untuk segera menjadwalkan pertemuan dengan Bupati Mamuju serta menginstruksikan kepada Satpol PP untuk menghentikan segala aktivitas di sekitaran wilayah Stadion Manakarra Mamuju.
Setelah pertemuan, hasil yang diperoleh masyarakat hanyalah janji Pemerintah Kabupaten Mamuju untuk segera mencarikan solusi atas masalah ini. Yang kemudian, sampai hari ini belum ada hasil ataupun progres report yang diterima oleh masyarakat Stadion Manakarra Mamuju.
Singkatnya, masalah masyarakat Stadion Manakarra Mamuju hanya segelintir masalah yang masih belum terselesaikan di Kabupaten Mamuju. Sampai hari ini masyarakat Stadion Manakarra Mamuju masih menunggu janji, sembari merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 tahun, tanpa perasaan yang merdeka pula.
Harusnya, perayaan Hari Kemerdekaan RI ke 77 tahun ini bukan hanya menjadi ajang yang dirayakan dengan kemeriahan dan kemegahan pelaksanaan upacara pengibaran sang saka Merah Putih, melainkan dimaknai juga sebagaimana semangat para proklamator yang benar-benar konsisten dalam memikirkan kemerdekaan dan pelepasan rakyat Indonesia kala itu dari jerat penjajahan.
Kemerdekaan bukan akhir perjuangan dan seharusnya perayaan hari kemerdekaan adalah momentum bersama untuk mengevaluasi diri tentang sejauh mana kita telah mengisi kemerdekaan ini.
Merdeka, Dirgahayu Indonesia ke 77 tahun, dan menangkan Marhaen Indonesia!