Kepala BPS Sulbar, Win Rizal
Mamuju, mandarnews.com – Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat (Sulbar) pada November 2019 sebesar 112,68 atau naik 0,40 persen dibandingkan NTP Oktober 2019.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, Win Rizal dalam konferensi pers di Kantor BPS Sulbar, Senin (2/12/2019).
“Seperti pada bulan sebelumnya, pada bulan November 2019, NTP Sulbar masih menempati urutan kedua tertinggi di Indonesia,” ujar Win Rizal.
Menurut BPS Sulbar, NTP menurut sub sektor tercatat untuk sub sektor Tanaman Pangan (NTP-P) 102,59, sub sektor Hortikultura (NTP-H) 120,15, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 118,96, sub sektor Peternakan (NTP-T) 108,17, dan sub sektor Perikanan (NTN) 107,41.
Sementara dari hasil pemantauan harga konsumen pedesaan menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan di Sulbar pada November 2019 sebesar 0,44 persen.
“Hal tersebut secara umum dipicu oleh indeks harga kelompok Bahan Makanan, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau, kelompok Perumahan, serta kelompok Transportasi dan Komunikasi yang mengalami peningkatan,” papar Win Rizal.
Inflasi di daerah pedesaan terjadi di 24 provinsi di Indonesia, lanjutnya, tertinggi di Sulawesi Utara sebesar 1,12 persen dan terendah di Jawa Barat sebesar 0,04 persen, sedangkan 9 provinsi lainnya mengalami deflasi.
“Sulbar menempati urutan ke-12 dari 24 provinsi yang mengalami inflasi pedesaan. Untuk skala nasional, NTP bulan November 2019 sebesar 104,10, naik sebesar 0,05 persen dibandingkan bulan Oktober 2019, dan mengalami inflasi pedesaan sebesar 0,29 persen,” tutup Win Rizal.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia