
BPS Sulbar menyampaikan rilis
Mamuju, mandarnews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Barat (Sulbar) menyebutkan, Nilai Tukar Petani (NTP) Sulbar menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia. Dari total 30 provinsi yang mengalami inflasi, Sulbar masuk dalam ranking ke-12.
Berdasarkan rilis data oleh BPS, NTP Sulbar per Juni 2019 sebesar 113,01, naik 0,89 persen dibandingkan dari NTP Mei 2019.
NTP subsektor tanaman tercatat, pangan (NTP-P) 100,16 point, holtikultura atau buah-buahan, sayuran, dan tanaman hias (NTP-H) 119,32 point, tanaman perkebunan rakyat (NTP-R) 112,47 point, peternakan (NTP-T) 106,35 point, dan perikanan (NTN) 111,52 point .
Hasil pemantauan Harga Konsumen Pedesaan (HKP) menunjukkan, terjadi inflasi di pedesaan Sulbar per Juni 2019 sebesar 0,76 persen.
Menurut BPS, hal itu secara umum dipicu oleh harga indeks kelompok pengeluaran bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olaraga yang mengalami peningkatan.
Kepala Bidang Statistik Distribusi, Fredy Takaya menyampaikan, NTP Sulbar menjadi salah satu yang tertinggi disebabkan oleh tidak berpengaruhnya administered price (harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah) di pedesaan.
“Dan juga indeks penerimaan petani naik, sehingga nilai tukar dan daya beli petani tidak terpengaruh terhadap harga barang,” kata Fredy, Senin (1/7/2019).
Ia menjelaskan, NTP pedesaan adalah gambaran daya nilai tukar masyarakat petani dan nelayan di Sulbar.
“Sebagai gambaran, NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani,” ujar Fredy.
Hal ini, lanjutnya, merupakan indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani.
NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. (Sugiarto)
Editor: Ilma Amelia