Penderita tumor ganas, Nur, mendapat pendampingan dari komunitas PEKA
Makassar, mandarnews.com – Setelah melewati berbagai tantangan, akhirnya komunitas Peduli Kemanusiaan (PEKA) berhasil membawa (43) penderita tumor ganas asal Polman ke RSUP Wahidi Sudirohusodo.
Nur dan PEKA meninggalkan RSUD Polman sekira pukul 13.00 wita. Dan tiba di RSUP Wahidin Sudirohusodo sekira pukul 16.30 wita.
“Kami tinggalkan RSUD Polman sekitar pukul 13.00 wita,” kata ketua PEKA, Dwi Haryono via ponsel sekitar pukul 17.00 wita.
Dwi mengaku, berbagai cobaan mereka hadapi dalam menangani penderita tumor ganas itu sampai bisa masuk UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo. Diantaranya, tidak bisa segera berangkat karena berbagai alasan padahal surat rujukan yang bersifat segera telah ditangan.
Ketidak tersediaan kamar di RSUP Wahidin Sudirohusodo juga menjadi salah salah alasan terlambat dirujuk. Nur, harusnya berangkat pada Selasa (29/8) tapi nyatanya baru terlaksana pada Rabu (30/8) setelah mendapat kepastian dari kepala UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Melalui jalur pertemanan, PEKA bisa menghubungi langsung kepala UGD Makassar yang akhirnya mengaku turun langsung melakukan penanganan jika pasien tumor itu sudah berada di RSUD Wahidin Sudirohusodo.
Pasien langsung mendapat penanganan di UGD RSUP Wahidin Sudirohusodo. Hanya saja disayangkan karena hasil biopsi pasien terlupa di Polman,” kata Salman, salah seorang anggota PEKA via WA setelah berada di RSUP Wahidin Sudirohusodo.
Sebelumnya, Nur pernah berobat ke salah satu rumah sakit di Makassar, namun kerena keterbatasan biaya, akhirnya ibu enam orang anak ini harus terpaksa mengurungkan niatnya untuk menuntaskan pengobatan penyakit yang dideritanya itu. Selama enam bulan setelah itu, Nur hanya bisa pasrah menahan sakit di rumahnya.
Akhirnya, dengan bantuan kepedulian PEKA mencari donatur, Nur akhirnya bisa berobat lagi. PEKA mendapatkan anggota DPR RI, Muhammad Afzal Mahfuz yang mau menanggung biaya perobatan selama di Makassar.
Adalagi yang namanya Komunitas Altar dan Barisan Afsal. Komunitas ini juga melakukan penggalangan dana untuk menjamin kelangsungan hidup anak-anak Nur selama masih menjalani perawatan di Makassar.
“Penggalangan dana untuk sekedar membantu sebab kalau ibu ini berangkat, enam anaknya tidak ada yang nafkahi, makanya teman – teman inisiatif galang dana untuk biaya anak – anaknya, karena bantuan dari pak Afzal kita fokuskan untuk pasien dan keluarganya yang dampingi ke Makassar,” terang Dwi.
Lebih jauh Dwi menjelaskan, bahwa gerakan Peduli Kemanusiaan (Peka) dan Barisan Afzal adalah sebuah gerakan yang terbentuk atas dasar rasa empati dan kepedulian para relawan terhadap berbagai persoalan sosial dan kemanusian yang muncul di Masyarakat.
Komunitas yang baru terbentuk selama 3 bulan ini digagas beberapa pemuda dari kecamatan Campalagian Polman. Para relawan ini terdiri dari berbagai bidang profesi.(Rizaldy/Ashari)