Bahu jalan tergenang oleh hantaman ombak. Foto: Putra
Majene, mandarnews.com – Sudah beberapa hari, gelombang tinggi terjadi di Selat Makassar, khususnya untuk wilayah perairan Kabupaten Majene. Hal tersebut terlihat saat mandarnews memantau pagi hari di Pelabuhan Majene, Selasa (23/6) Pagi.
Terlihat, gelombang cukup keras dan tinggi. Bahkan, hantaman ombak ke tanggul membasahi beberapa bahu jalan yang ada di sekitaran pinggir laut, saking tinggi dan kerasnya gelombang, padahal sepanjang pantai itu telah ditanggul.
Accu (42), salah seorang nelayan asal Ling. Cilallang, Kel. Pangali – ali, Kec. Banggae, Kab. Majene mengaku telah 8 hari tidak pergi melaut karena tingginya gelombang.
Tingginya gelombang seirama dengan kencangnya angin.
“Jadi tidak hanya gelombang tinggi pak. Tapi angin juga betul-betul kencang, apalagi kalau tidak salah ini sudah masuk musim Timur,” jelas Accu.
Hal senada diungkapkan Mawardi (35) yang juga seorang nelayan berdomisili di Pangaliali soal angin dan ombak yang kencang saat ini.
Namun Mawardi mengaku masih turun melaut.
“Jadi memang gelombang tinggi pak dan angin kencang. Tapi kalau sampai berminggu-minggu tidak ke laut saya tidak begitu. Saya hanya menyesuaikan kondisi, kalau memang cuaca agak terlihat tenang, ya kita berangkat lagi. Masalah tiba-tiba gelombang tinggi dan angin kencang, itu sudah resiko kami sebagai nelayan yang hidup di laut,” tutupnya.
Sementara itu, Musrawati, prakirawan cuaca BMKG Kab. Majene mengatakan, memang terlihat pada perkiraan cuaca terjadi gelombang tinggi untuk wilayah Selat Makassar khususnya di perairan Majene.
Tinggi gelombang berkisar 2,5 meter – 4 Meter. Sementara kecepatan anginnya 15 – 25 knots atau berkisar 30 Km/jam.
“Jadi memang untuk hari ini sampai esok hari, terlihat bahwa tinggi gelombang mulai cukup tinggi,” jelas Musrawati, saat di temui di ruang kerjanya, Selasa (23/6).
Musrawati menyebutkan, tingginya gelombang dipengaruhi oleh kecepatan angin. Meskipun terjadi gelombang tinggi dan tingginya kecepatan angin, tetapi kata Musrawati hal tersebut merupakan sesuatu yang normal terjadi dan tidak terjadi suatu fenomena.
“Jadi ini merupakan hal yang wajar terjadi. Dan kami melihat sejauh ini, tidak ada gangguan-gangguan apapun yang membuat hal demikian terjadi. Karena biasanya, yang membuat tinggi kecepatan angin itu karena terjadi pertemuan angin. Tetapi ini tidak terjadi dan normal-normal saja,” tukas Prakirawan tersebut.
Meski demikian, Musrawati tetap mengingatkan kepada nelayan untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas di laut. Sebab, tingginya gelombang, masih saja bisa terjadi, apalagi memasuki musim peralihan. (Putra)