Gula Mandar dipajang sebagai produk UMKM di Tokoh oleh-oleh Sulbar.
Mamuju, mamdarnews.com – Memulai usaha ditengah pandemi seperti sekarang ini memang cukup sulit, meski begitu kesempatan akan selalu ada. sama halnya yang dilakukan Assyam Saleh (35). salah satu pemuda pelaku UMKM asal Rimuku, kota Mamuju itu memanfaatkan kekayaan kuliner tradisional Sulawesi Barat yakni Gula Mandar yang disulapnya dalam kemasan botol yang lebih praktis.
Gula mandar sendiri memang sudah dari turun temurun menjadi bagian dari olahan khas yang terbuat dari air sari pohon aren.
Meski saat ini dilanda kesulitan ekonomi dalam situasi pandemi covid-19, semangat wirasusahanya tetap berjalan. kekayaan kuliner itu tak disia-siakan oleh Assyam, ia mengola gula mandar yang padat menjadi cair.
Dalam wawancara, Assyam menyebut jika pengolahan yang masih dilakukan dirumah yang dibantu dua orang karyawannya.
proses pengolahannya sendiri, gula mandar yang padat dipanaskan menggunakan kuali besar yang dicampur sedikit air.
“Gula padatnya kita campur sedikit air agar cairnya lebih merata, kalau prosesnya sendiri masih dilakukan dirumah,” Kata, Asyyam, pada Jumat (19/11).
Assyam mengatakan ia memulai usahanya itu kurang lebih 4 (empat) bulan terakhir. awalnya ia mengaku sempat ragu apalagi dalam situasi pandemi yang berlangsung saat ini situasi ekonomi masyarkat lemah.
“Awalnya sempat ragu, apalagi sekarang kan pandemi. berpikir bagaimana pemasarannya, namun dorongan dari keluarga dan teman akhirya saya mencoba,” urainya.
Hasil olahannya tersebut dikemas dalam botol berbagai ukuran, 250 ml dihargai Rp. 18.000, 500 ml dengan harga Rp. 25.000, 600 ml harganya Rp. 30.000, kemudian 1.000 ml/ 1 Liter kita jual Rp. 50.000-
Saat ini, usaha rumah Assyam telah disebar diberbagi tokoh khas sebagai oleh-oleh dari Sulawesi Barat, selain itu gula mandar juga dipasarkan melalui media sosial, sehingga orang leboh muda mencari produknya.
“kenapa kita masukan dalam kemasan botol berbagai ukuran agar bisa dibawah kemana-mana dan gampang dibawah. ini juga jadi oleh-oleh (Khas Sulbar),” Imbuh Assyam.
Saat ini produksinya pengolahannya telah mencapai 10 kg setiap hari, dan telah menerima pemasan dari berbagi daerah di Sulawesi seperti Makassar, Palu hingga ke pulau Jawa.
“Rata-rata saat ini kita kerjasama dengan berbagai tokoh, termasuk tokoh oleh-oleh Sulbar kita Suplai. rata- rata tamu dari luar sudah melirik sebagai oleh-oleh, bahlan ada juga pemesanan dari Jawa,” Sambungnya.
Assyam mengaku saat ini satu-satunya kendala yang ia hadapi adalah ketersedian bahan baku gula mandar di Mamuju yang belum mencukpi, sehingga untuk mencukupi produksinya, terpaksa mendatangkannya dari kabupaten Polewali Mandar yang lumayan jauh.
“Awal olahannya kita mencukupi, tetapi setelah kita olahan kami mulai meningkat bahan baku di Mamuju sendiri sangat kurang, sehingga ter[aksa kita ambil ke Polman,” ucap Assyam.
Saat ini proses perizinan usahanya, sedang dalam proses pengurusan. Assyam menyebut untuk mengurus izin cukup mudah karena melalui mekanisme onlone.
“untuk pengurusan izin, sekarang cukup muda karena bisa online. apalagi pandemi sekarang susah untuk keluar, jadi online lebih memudahkan saja,” terangnya.
Kebersihan dalam pengolahan juga menjadi bagian penting dalam proses pengolahan produksi yang dilakukan, menurut Assyam selain menjaga steriliasasi tempat iya juga mewajibkan karayawannya untuk menggunakan masker dan rutin mencuci tangan.
hal itu dimaksudkan agar hasil olahanya dapat memberi yang terbaik pada produknya.
“kebersihan kita utamakan, termasuk karayawan kalau sedang produksi wajib sesuai demgan protokol kesehatan,” Pungkasnya.
Reporter : Sugiarto