
Salah satu penampilan tarian yang disajikan dalam gelaran Festival Penyu sebelumnya.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Festival Penyu 2025 akan kembali menyapa masyarakat dan wisatawan pada bulan Juni mendatang di Pantai Mampie, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Acara tahunan yang dimulai sejak tahun 2020 ini diinisiasi oleh komunitas Sahabat Penyu sebagai bagian dari kampanye pelestarian biota laut dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Dengan beragam kegiatan yang mengedukasi dan menghibur, festival ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Agenda kegiatan meliputi Kemah Konservasi, pelepasliaran tukik, penanaman pohon, lomba perahu antar nelayan, English Camp, susur sungai, lomba mewarnai penyu, kesenian, serta berbagai permainan dan hiburan bertema lingkungan.
“Festival ini bukan sekedar hiburan. Ini adalah wadah untuk menyampaikan pesan pelestarian lingkungan, sekaligus memperkenalkan potensi wisata bahari Pantai Mampie kepada khalayak luas,” ujar Yusri Mampie, Founder Sahabat Penyu, dalam rilis yang diterima redaksi, Kamis (10/4/2025).
Lebih dari sekedar kampanye konservasi, Festival Penyu juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Kedatangan pengunjung dari berbagai daerah mendorong perputaran ekonomi lokal, mulai dari sektor kuliner, penginapan, hingga usaha kecil menengah yang terlibat langsung dalam festival.
“Selain tujuan utamanya adalah kampanye isu lingkungan, Festival Penyu juga sekaligus menjadi promosi potensi daerah untuk pariwisata berkelanjutan. Sebab, kegiatan konservasi tanpa ada perputaran ekonomi di masyarakat itu agak sulit,” kata Yusri.
Dengan kegiatan yang penuh makna dan nilai, panitia berharap Festival Penyu 2025 dapat menggandeng lebih banyak sponsor dan mitra yang peduli terhadap lingkungan sekaligus pengembangan pariwisata daerah.
“Kami berharap ada yang tertarik jadi sponsor pada kegiatan ini,” ujar Yusri.
Pantai Mampie sendiri dikenal sebagai salah satu habitat peneluran penyu di wilayah Sulawesi Barat, menjadikannya lokasi yang strategis untuk menggabungkan pelestarian alam dengan pengembangan wisata berkelanjutan. (ilm)