Menurutnya, sudah saatnya kita semua menghilangkan perbedaan selama ini. Menghilangkan kebijakan yang semakin memperuncing dan memperdalam perbedaan yang tercipta dalam kontestasi sebelumnya.
“Hal ini sejalan dengan falsafah mandar yang diturunkan dari generasi ke generasi. Yakni mikkede diatonganan meppalingutti diassamaturuan dan messulekka diamesang
atau mari berpijar pada kebenaran aturan yang berlaku bukan dinilai bahwa suatu kelompok atau tim tertentu berteguh pada kesepakatan kesepakatan membangun Majene dan tersirat pada kesatuan,” ujar Salmawati.
Sementara itu Bupati Majene Andi Achmad Syukri Tammalele menyampaikan, hari ini hari memperingati HJM dan kembali pada suasana penuh bahagia. Karena kembali merasakan kemerdekaan setelah kurang lebih 3 tahun berada dalam belenggu ketakutan wabah Covid-19.
Ia berharap, semoga dihari bersejarah ini menjadi momentum untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan dan ke depannya.
Menurutnya, seiring perjalanan waktu yang terus berputar, Kabupaten Majene terus berbenah dan seperti yang terlihat saat ini Kab Majene mengalami perubahan yang signifikan baik pada aspek fisik, sosial, budaya, ekonomi, pendidikan kesehatan, dan lingkungan.
“Kita bisa saksikan potret wajah Majene dari tahun ke tahun yang terus berubah pembangunannya dan seirama dengan tuntutan kebutuhan. Meskipun kami Pemkab Majene sangat menyadari upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat belum bisa realisasikan seratus persen,” ujar Bupati Majene.
Momentum HJM ke-477 lanjut Andi Syukri harus dimaknai sebagai sarana mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan manusia dengan lingkungan dengan memanfaatkan daya pikir yang lebih baju dan mengedepankan asas persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai siwali parri sesuai dengan tema HJM ke-477 yakni Sikammung Lima’ Samaturu Diallewuang Ma Asarai Lita Pembolongan.