Anggota TNI menghibur anakanak di posko pengungsian.
Palu – Demi menjaga kondisi kejiwaan anak-anak pasca gempa, tsunami, dan likuifaksi yang menimpa Palu, Donggala, dan Sigi, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Satuan Tugas Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Divisi Infanteri 3 Komando Strategis Angkatan Darat (Satgas PRC-PB Divif 3 Kostrad) melakukan trauma healing kepada pengungsi, Kamis (11/10/2018).
Trauma healing ini dilakukan kepada pengungsi, khususnya anak-anak di lokasi pengungsian Gawalise Kelurahan Dayu Kota Palu.
Selain anggota TNI, ibu-ibu Bhayangkari serta polisi wanita (Polwan) dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah juga ambil bagian dalam kegiatan ini.
Komandan Batalyon Infanteri para Raider 432/Waspada Setia Jaya (WSJ) Mayor Infanteri Gustiawan Ferdianto di sela-sela kegiatan, menyatakan, diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat bisa cepat pulih dari trauma yang dialami pasca bencana alam yang meluluhlantakkan tempat tinggal mereka, terutama trauma yang dialami anak-anak.
“Di sini kita melakukan banyak trik-trik sehingga masyarakat merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan trauma healing,” kata Mayor Inf Gustiawan Ferdianto kepada awak media.
Dalam kesempatan tersebut, anak-anak diajak untuk bernyanyi, bermain bersama, serta kegiatan lain yang sederhana namun menghibur. Tujuannya semata-mata untuk membuat masyarakat Sulawesi Tengah pelan-pelan bisa melupakan kejadian yang menimpa daerah mereka.
“Trauma healing ini mendapat sambutan hangat dari peserta, bahkan juga diikuti oleh orang tua,” sebut Mayor Inf Gustiawan Ferdianto.
Ketua Lentera Perempuan Mandar yang juga merupakan forum pemerhati anak, Retno Dwi Utami menuturkan, trauma healing merupakan upaya pemulihan stres.
“Bisa dikatakan trauma healing adalah usaha untuk memulihkan kondisi terhadap trauma hebat yang dialami, seperti bencana alam. Anak-anak berbeda dari dewasa, jadi tentu saja teknik trauma healing untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa,” jelas Retno Dwi Utami kepada mandarnews.com.
Muhammad Fiqri Shiddiq selaku anggota Forum Anak Daerah Majene menyebutkan hal serupa. Menurutnya, anak-anak harus dihibur agar tidak trauma dengan bencana yang telah dialaminya.
“Caranya kita ajak main, bercerita bersama, bercanda bersama, dan diberi makanan ringan supaya anak-anak senang,” beber Muhammad Fiqri Shiddiq.
Reporter : Ilma Amelia