Para pekerja seni dari Kosaster Siin Unasman di Polewali Mandar
menyalurkan kritik kepada pemerintah lewat seni. Pentas ini digelar di
kawasan Sport Center Polewali Mandar, Sabtu (23/1/2016) kemarin.
Seperti
pada penampilan teater "Aku protes" memuat kritikan agar menggugah
masyarakat agar lebih peka. Begitu pun dengan pelaku kesenian yang tak
hanya mementingkan keindahan kata-kata dari syairnya, akan tetapi juga
membuka mata persoalan sosial, mulai dari kemiskinan, korupsi, serta
ketimpangan-ketimpangan sosial lainnya.
"Kepada seniman,
bandit-bandit, yang menetek pada kekuasaan, sementara anak-anak
bertelanjang dada dan kaki, tanpa pendidikan. Wajah-wajah yang keriput,
tangan berlumpur, dengan lapar yang mendahaga. Engkau masih menghamba
pada raja-raja. Pada perut-perut rakus. Sementara syair-syairmu bisu,"
dialog aktor pertunjukan Aku protes oleh Ilham yang diproduksi Kosaster
Siin Unasman.
Selain penampilan teater "Aku protes", sejumlah
pertunjukan ditampilkan dalam pentas yang tergabung dalam Rumah Budaya
Madatte Arts . Seperti tarian, musik dan teater berjudul "Nyanyian Laut"
yang disutradarai oleh Ibnu, pentas oleh Sikola Paqbanua, Dance
Creative, serta Wai Sapaleleang.
Pada pentas nyanyian laut yang
disutradarai teater Nyanyian Laut, Ibnu, bercerita soal sejarah Mandar
abad ke-17. Yang bercerita pertempuran kerajaan Bone yang bersekutu
dengan Belanda, dan kerajaan Gowa Tallo bersekutu dengan Mandar. (Irwan)