Ia menjelaskan, keuntungan dari pemanfaatan teknologi ini antara lain lebih ramah lingkungan, meminimalisir dampak sosial terhadap terhadap kondisi di sekitar lokasi proyek, meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja konstruksi, dan durasi pekerjaan proyek lebih singkat, sehingga biaya konstruksinya lebih murah dan menjamin pencapaian kualitas konstruksi.
“Memang saat ini persoalannya masyarakat melihat teknologi ini hanya untuk kontraktor besar karena biayanya mahal, tetapi pada prinsipnya ini justru lebih murah,” sebut Syarif.
Kita, tambahnya, bicara investasi jangka panjang dan efektivitas, karena biaya tidak tertulis itu justru lebih besar, misalnya biaya sosial. Makanya kita dorong untuk kontraktor spesialis seperti trenchless lebih banyak.
Kementerian PUPR telah menggunakan teknologi ini pada beberapa proyek infrastruktur, seperti sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur, proyek pembangunan jalan tol Cisumdawu, serta proyek pembangunan air limbah di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Denpasar, Yogyakarta, dan Medan.
Beberapa kajian menyebutkan, penggunaan teknologi trenchless dalam pekerjaan infrastruktur bawah tanah hingga kedalaman 1,5 meter hanya membutuhkan biaya sebesar 3,12 dolar Amerika/m3. Besaran biaya tersebut lebih murah dibanding metode open trench sebesar 18,46 dolar Amerika/m3.
“Kehadiran teknologi baru ini juga bisa menjadi peluang bagi kontraktor. Untuk itu, kita semua perlu berkolaborasi mengambil langkah melalui kerjasama antara pemerintah dan stakeholders terkait,” ucap Syarif.
Ia menjabarkan, perlu penyiapan kompetensi tenaga ahli dan terampil sesuai kebutuhan industri konstruksi saat ini dan pembinaan badan usaha jasa konstruksi melalui adopsi teknologi terkini dan perubahan status menjadi kontraktor spesialis.
Pameran Trenchless berlangsung di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Jakarta, pada 17 – 18 Juli 2019 tanpa dikenakan biaya masuk. Acara ini diikuti oleh sekitar 3.000 exhibitor dengan menghadirkan alat berat dengan teknologi terkini untuk pekerjaan konstruksi bawah tanah.
Sebelum pembukaan pameran, dilakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) dengan The International Society for Trenchless Technology (ISTT) yang disaksikan oleh Dirjen Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin dan Managing Director Trenchless Asia, Paul Harwood terkait pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) konstruksi nasional. (rilis Kemen PUPR)
Editor: Ilma Amelia