Tinjau. Bupati Fahmi Massiara dan Ketua Komisi I DPRD Majene Hasriadi berserta sejumlah kepala OPD meninjau lokasi rencana penambangan batu dan pelabuhan di Desa Sulai Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene. Foto : Ist.
Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) bersama Komisi I DPRD Majene meninjau lokasi rencana penambangan batu dan pelabuhan terminal khusus di Desa Sulai Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa 20 Februari 2018.
Bupati Majene Fahmi Massiara ketika dimintai tanggapannnya terkait rencana pembangunan tersebut enggan terlalu berkomentar. Namun selaku Pemkab, kata Fahmi, sangat mendukung rencana itu.
“Pemerintah memback up persoalan begini. Karena ini membawa kemajuan daerah. Kalau mau tau apa rencananya ini, tanyakan langsung ke bapak seperti apa (investor),” ucap Fahmi.
Direktur Utama Sulbar Logam Indonesia, Arifuddin yang akan melakukan penambangan di Desa Sulai menjelaskan, rencananya dari pihak perusahaan mengusulkan
196 hektare untuk dijadikan lokasi penambangan.
“Tapi karena ada peninjauan kembali, ada namanya kebun binaan. Sehingga kami dari perusahan juga mengerti. Makanya kami undang pihak Pemkab Majene supaya menunjukkan titik-titikya jangan sampai tumpang tindih,” jelas Arifuddin.
Kedepan, untuk memudahkan pengangkutan batu, rencananya juga akan dibangun pelabahan sentral di Desa Sulai.
“Jadi kita pusatkan di sini pelabuhan sentralnya. Karena kedalaman lautnya luar biasa. Dan perencanaan dari investor kita minta izin sama pak bupati untuk menjadikan kota industri. Seperti halnya pabrik yang kita datangkan nanti dari Itali. Batu yang kita hancurkan jadi tepung. Jadi pertama kalinya di Indonesia,” tuturnya.
Terkait masa kontrak, pihaknya menyerahkan penuh kepada pemerintah setempat.
“Kalau aturan usulan dari IUP lima tahun. Tiga kali lima tahun jadi 15 tahun. Insya Allah kalau sudah sesuai prosedur kita akan langsung mulai bekerja,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Majene Hasriadi mengungkapkan, peninjauan yang dilakukan bersama Pemkab Majene untuk mengetahui rencana penambangan batu dan pembangunan pelabuhan. Termasuk mengenai analisi dampak lingkungannya.
“Kan itu yang mau dilihat. Bagaimana peta loksinya makanya dibawa Bappeda. Apakah cocok pelabuhan makanya dibawa Dishub. Baru seperti ini perencanannya. Kalau sudah oke dari semua instansi, maka sudah bisa jalan,” pungkasnya. (Busriadi)