Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani
Jakarta – Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani memastikan, bahwa penanganan dampak cuaca ekstrem di kabupaten Lanny Jaya Papua berjalan baik. Ia menyebut, kementerian/lembaga terkait bersama pemerintah daerah telah melakukan langkah cepat tanggap, terutama dalam pendistribusian bantuan bagi masyarakat yang menjadi korban terdampak cuaca ekstrem. Bantuan tersebut, berupa bahan pangan yakni beras, makanan siap saji, selimut, dan pakaian.
“Pemerintah melalui Kemensos yang berkoordinasi dengan Kemendagri, BNPB, dan pemerintah daerah setempat sudah melakukan pendistribusian bantuan dengan baik. Bahkan, penyaluran bantuan di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau pun bisa dilakukan, meski harus dengan berjalan kaki,” kata Jaleswari, di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (10/8).
Pada kesempatan itu, Jaleswari membantah masyarakat kekurangan bahan makanan dan mengalami kelaparan, hingga ada yang meninggal dunia. “Warga yang meninggal itu karena sakit dan bukan karena kelaparan,” tegasnya.
Jaleswari meminta, peristiwa cuaca ekstrem berupa fenomena embun beku di kabupaten Lanny Jaya Papua tidak dipolitisasi, dengan memunculkan informasi dan foto yang tidak aktual dan tidak berhubungan dengan kondisi cuaca ekstrem di Lanny Jaya.
“Tudingan dan politisasi itu menafikan upaya pemerintah daerah dan kementerian/lembaga dalam penanganan dampak cuaca ekstrem di Lanny Jaya,” tandasnya.
Jaleswari menegaskan, Presiden Joko Widodo bersama seluruh jajaran dan cabang pemerintah tidak pernah lelah memperjuangankan kesejahteraan masyarakat Papua. Ini dibuktikan dengan keluarnya berbagai kebijakan terkait percepatan pembangunan di Papua. Seperti Inpres No 9/2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat Papua, dan UU No 2/2021 tentang Otonomi Khsusu (Otsusu) Papua.
Selain itu, lanjut dia, pemerintah melalui Kantor Staf Presiden juga mendorong pemerintah daerah di wilayah pegunungan Papua memperkuat ketahanan pangan, dengan memanfaatkan lahan pertanian untuk produksi beras atau komoditas lainnya.
“Sehingga jika terjadi krisis pangan akibat cuaca ekstrem seperti di Lanny Jaya, daerah-daerah sekitar bisa menunjang ketersediaan pangannya,” pungkas Jaleswari.
Seperti diketahui, sejak Juni 2022, kabupaten Lanny Jaya Papua dilanda cuaca ekstrem berupa fenomena embun beku. Terdapat tiga kampung yang terdampak, yakni Kuyawage, Luarem, dan kampung Jugu Nomba.
Fenomena embun beku tersebut, menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Tercatat, ada 56 lahan perkebunan ubi dan sayur rusak, dan sebanyak 548 Kepala Keluarga atau 2.740 jiwa berpotensi mengalami kesulitan pangan. (Rizaldy/KSP)