Majene, mandarnews.com – Pelantikan dan pengambilan sumpah anggota DPRD Kab Majene periode 2019 – 2024, Senin (6/9/2019) diwarnai aksi demo. Suasana demo sempat memanas. Dua orang pendemo sempat diamankan tapi akhirnya dikembalikan ke massanya.
Baru saja sidang paripurna istimewa berlangsung dalam ruang sidang DPRD Majene, di luar sekelompok massa berkumpul di sudut Utara gedung rakyat itu, tepatnya di persimpangan empat tugu Brimob. Mereka menganggap momen pelantikan adalah saat yang tepat menyampaikan aspirasi mengingat hari itu berkumpulnya eksekutif dan legislatif, serta hadirnya Gubernur Sulawesi Barat, Andi Ali Baal Masdar.
Dalam aksinya, mereka membawa spanduk dan sejumlah atribut demonstrasi yang bertuliskan aspirasi mereka. Dua aspirasi utama yang mereka perjuangkan.
“Kami memperjuangkan rumah singgah pasien di Makassar dan perbaikan jalan Ulumanda,” kata Andi Satriawan Maulana yang diwawancarai di sela-sela demontrasi.
Rumah singgah pasien mereka perjuangkan setelah melakukan riset. Dari riset itu mereka mendapatkan fakta, keluarga pasien dan bahkan pasien itu sendiri yang dirujuk ke Makassar menjadi terlantar karena tidak memiliki sanak keluarga yang berdomisisi di dekat rumah sakit. Mereka mengaku telah melakukan survei terhadap pasien yang dirujuk sepanjang 2019 sebanyak 130 orang.
Abd Rahman Wahab yang turut dalam aksi demontrasi ini membenarkan soal perjuangan mereka agar diadakan rumah singgah pasien di Makassar telah lama disuarakan. Namun hingga kini belum ada rumah singgah itu. Abd Rahman bahkan beberapa kali bekerjasam dengan Mandar News soal pendampingan pasien dan keluarganya yang dirujuk ke rumah sakit Makassar. Sehingga dirinya sangat merasakan penderitaan mereka. Sekretariat IM3I di Makassar kebanyakan menjadi tempat penampungan mereka.
Massa aksi yang mengatasnakam dirinya Aliansi Solidaritas Perjuangan Majene ini juga menilai perbaikan jalan Ulumanda sudah memasuki stadium kritis. Pasalnya, sudah sekira 40 tahun masyarakat Ulumanda memimpikan infrastuktur itu.
“Kami menyadari kalau APBD tidak akan mampu membiayai perbaikan jalan Ulumanda untuk itu kami mendesak agar eksekutif dan legislatif dari Provinsi dan Kabupaten agar secara bersama-sama mencari jalan agar perbaikan jalan Ulumanda dapat memeroleh dana alokasi khusus dari pusat,” seru Andi Satriawan.
Aksi demonstrasi damai ini sempat tegang ketika ada yang berupaya membakar ban dan ingin menerobos barikade petugas pengaman. Dua pendemo sempat diciduk dan dipisahkan dari rombongannya. Tapi kemudian dikembalikan. Juru bicara polisi melalui Towa mempersilahkan pendemo untuk menyampaikan aspirasinya tapi tetap dengan tertib. Aksi kembali berjalan normal. Mereka secara bergantian berorasi.
Orasi-orasi terus dikumandangkan. Bahkan sampai proses pelantikan telah usai. Di tengah – tengah unjuk rasa berlangsung dan situasi mulai menenang, salah satu anggota DPRD kab. Majene yang baru saja selesai dilantik, Napirman ( PKB) mendekati pendemo dan duduk di tengah badan jalan. Saat itu, suasasana terik matahari sangat menyengat karena jam menunjukkan sekira pukul 12. Napirman dikerumuni pendemo.
Napirman yang sebelum menjadi anggota DPRD Majene sangat aktif turun ke jalan melakukan aksi serupa. Dia dikenal aktif berdemonstrasi. Dalam menghadapi pendemo ini, ia meminta perwakilan pendemo untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutannya. Tentu hal ini direspon baik oleh pihak pengunjuk rasa. Baso dan Andi Dwi Sasmianto Ketua umum IM3I maju sebagai perwakilan pendemo.
Baso dan Andi Dwi Samianto memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menyampaikan tuntutan. Tuntutan yang disampaikan sama dengan tuntutatan yang disuarakan sebelumnya. Dua hal, yakni Perbaikan jalan Ulumanda dan Rumah singgah pasien.
Napirman, setelah mendengar aspirasi dari pengunjuk rasa menyampaikan, perjuangan pengunjuk rasa saat itu adalah perjuangan anggota DPRD juga karena DPRD adalah perwakilan Rakyat.
“Masalah pembuatan infrastruktur di kec. Ulumanda betul memang bahwa jalan di kec. Ulumanda merupakan wewenang dari provinci tetapi ada dibilang sharing anggaran,” sebut Napirman.
Menurutnya, meskipun pembuatan infrastruktur didorong oleh pemerintah provinsi tapi pemerintah daerah juga punya andil seperti penataan drainase. Ia berjanji akan menyuarakan di DPRD untuk memprioritaskan hal tersebut. Demikian halnya terhadapap desakan pengadaan rumah singgah pasien, Napirman mengaku akan meminta ide – ide pokok pikiran anggota DPRD.
Napirman memberi angin segar kepada pendemo. Ia menyatakan, jika permasalahan yang disampaikan belum masuk renja 2020, Napirman siap menyuarakan mengenai hal itu untuk dimasukkan di renja 2021. Tapi jika permasalahan yang disampaikan oleh pengunjuk rasa telah masuk di renja 2020 maka, Napirman juga siap untuk menyuarakan agar renja mengenai permasalahan tersebut menjadi prioritas.
Setelah aspirasi mereka ditampung. Pendemo membubarkan diri dengan tertib. Mereka berasal dari organisasi Sipamandaq, SEMUT, Ikatan Mahasiswa Muhamdiah Majene, LMMD, IM3I, dan HMI MPO Majene.
Reporter : Putra