Pelaksanaan Focus Grup Discussion oleh KPU Majene, Sabtu (12/11) di salah satu cafe di Kabupaten Majene.
Majene, mandarnews.com – Sebagai salah satu upaya untuk memerangi berita bohong (hoax) yang secara tidak langsung dapat menurunkan angka partisipasi masyarakat pada penyelenggaraan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Majeme melaksanakan Focus Grup Discussion, Sabtu (12/11) di salah satu cafe di Majene.
FGD yang gelar dengan tema “Bersama Melawan Hoaks Menuju Pemilu 2024 yang Berkualitas” melibatkan akademisi Universitas Sulawesi Barat, wartawan, organisasi pemuda, Fatayat NU, PMII, HMI, DIPO, HMI MPO, GMKI, GMNI dan IMM.
Ketua KPU Majene, Arsalin Aras dalam kegiatan mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan untuk mengambil peran dan ingin meramu satu kesepakan dalam satu pandangan bahwa hoax itu tidak benar atau tidak tepat jika berada atau ada dalam tahapan Pemilu 2024.
Dikatakan, sebagai contoh, saat ini tahapan Pemilu sudah ada tapi pencalonan belum, namun oleh media sosial sudah banyak informasi atau berita yang sifatnya mendiskreditkan, mengkerdilkan salah satu pihak. “Kami coba masuk ke kondisi seperti itu,” imbuhnya.
Menurutnya, hoax adalah berita bohong dan berita bohong akan merugikan individu dan kelompok.
Ia pun berharap, melalui pertemuan FGD akan melahirkan sebuah simpulan bagaimana melawan hoax menuju Pemilu 2024 yang berkualitas.
Sementara itu, Kepala Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (SDM) Zulkarnain Hasanuddin menyebut pertemuan yang dilakukan ialah untuk mengulit potensi berita-berita tidak benar atau hoax jelang Pemilu 2024.
Zulkarnain atau yang akrab disapa Zul itu berasumsi bahwa pada 2023 nanti berita hoax akan semakin massif dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab sehingga diharap kepada yang hadir agar menjadi bagian dari penangkal hoax ke depan.
“Jadi harapannya dari diskuasi ini bagaimana mempunyai peran yang sama dimana Pemilu 2024 tanpa hoax,” ujarnya.
Pada tempat sama, salah seorang akademisi dari Unsulbar Muhammad mengatakan, kinerja KPU Majene sudah terukur.
“Jangankan di Sulawesi Barat, di tingkat nasional pun sudah tidak diragukan lagi. Dan Majene harus berbangga karena KPU-nya mampu mengukir prestasi secara gemilang,” imbuhnya.
Ia juga mengapresiasi KPU Majene lantaran telah menginisiasi kegiatan FGD. Karena menurut dia, ada kegelisahan KPU dengan adanya hoax yang akan berpotensi mengurangi partisipasi pemilih jelang 2024.
“Hoax kalau tidak diperangi, akan menjadi suatu penghancur yang luar biasa,” tegasnya.
Ia menilai, langkah yang diambil KPU dengan melakukan FGD dan melibatkan sejumlah pihak seperti wartawan, mahasiswa, organisasi kemahasiswaan dan sebagainya adalah langkah yang sangat bagus. Sehingga diharapkan ada jilid-jilid selanjutnya untuk lebih mengetahui lagi terkait hoax dan upaya maksimal memeranginya.
“Kekuatan pemuda bersama dengan pers dalam membentuk opini publik luar biasa. Bahkan, yang hadir saja bisa jadi sebagai produsen hoax lantaran tidak bisa mengendalikan jari. Karena jari ini mempunyai kekuatan luar biasa. Makanya, perlu kita pahami betul apa itu hoax dan bagaimana memeranginya,” kata Muhammad.
Sehingga ia pun sangat setuju untuk menyatukan persepsi dalam memerangi hoax.
“Pers adalah salah satu pilar demokrasi, sehinga harus memberikan informasi terbaik. Mahasiswa dan media massa juga harus bisa menjadi warning bagi penguasa, karena hoax dapat dibuat dari kalangan mana saja. Sehingga dengan adanyaFGD itu ini dapat menjadi solusi. Dan FGD memang tempatnya berbeda untuk menyatukan persepsi,” tukasnya.
“Makanya, komitmen dari KPU Majene untuk melakukan FGD ini dalam memerangi hoax perlu diberi diapresiasi,” tutupnya.
Diakhir kegiatan, Arsalin Aras Ketua KPU Majene menyampaikan, bahwa suksesnua yang didapat oleh KPU tidak lepas dari peran semua pihak, wartawan, mahasiswa dan steak holder yang ada.
Dalam FGD ini, para pemuda perwakilan organisasi dan wartawan juga diberi kesempatan dalam menyampaikan persepsi terkait hoax serta upaya-upaya dalam memeranginya, sehingga Pemilu 2024 di Majene, betul-betul bersih dari adanya hoax serta mampu memberikan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Pemilu nantinya.
(Mutawakkir Saputra)