Peserta rapat mengikuti rapat koordinasi, Rabu (23/3) di LPMP Majene.
Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene kembali melakukan Rapat Koordinasi Rencana Aksi Analisis Situasi dan Cakupan Intervensi Program Kegiatan Percepatan Penurunan Angka Stunting di Majene.
Hal ini merupakan langkah-langkah strategis dalam upaya penurunan angka stunting setiap tahunnya. Terlebih, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berada pada kondisi akut dengan prevalensi stunting di atas 20% atau 33,8% berdasarkan survei di tahun 2021.
Kabupaten Majene memiliki angka prevelensi tertinggi kedua di Sulbar berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 sebesar 35,7%.
Meski demikian, dalam 10 tahun terakhir telah terjadi penurunan namun belum signifikan. Sehingga, penanggulangan stunting menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya pemerintah, tapi juga setiap keluarga karena memiliki dampak yang besar, khususnya tumbuh kembang anak.
Hal ini disampaikan langsung Wakil Bupati (Wabup) Majene Arismunandar Kalma saat membuka rapat di Aula Tammajarra Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Majene, Rabu (23/3).
Aris mengatakan, penurunan prevalensi stunting membutuhkan intervensi terpadu, mulai dari analisis situasi yang melahirkan data valid dan akurat mencakup program spesifik dan sensitif dalam hal penanganan.
Hal ini juga sejalan dengan visi misi Kabupaten Majene, yaitu Unggul, Mandiri, dan Religius (UMR) yang tertuang dalam misi mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif.
“Kami targetkan dalam periode 2021-2026 penurunan stunting akan mencapai 11%,” ucap Aris.
Ia juga berharap, kolaborasi bersama di setiap lintas sektor dengan fokus pada penyelesaian masalah yang berbasis outcome, bukan hanya output seremonial saja. (Mutawakkir/Adv Prokompi)