Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko dalam acara Korea-Indonesia Cooperation Forum in Commemoration of the 50th Anniversary of Diplomatic Relations, di Jakarta, Kamis (30/11).
Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko optimis bahwa Indonesia dapat menjadi mitra strategis bagi Korea Selatan. Saat ini, Negara Ginseng tersebut menempati peringkat ke-7 sebagai investor terbesar di Indonesia tahun 2022, dengan total investasi sebesar 2,23 miliar USD, naik 40,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Moeldoko berharap dalam dua tahun mendatang, Korea Selatan dapat menempati peringkat ke-5 dalam realisasi investasi di Indonesia.
“Kenapa saya berani pastikan peringkat ke-5? Karena saat ini Indonesia telah berbenah dengan sungguh-sungguh dalam mendukung iklim investasi,” ujar Moeldoko dalam acara Korea-Indonesia Cooperation Forum in Commemoration of the 50th Anniversary of Diplomatic Relations, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (30/11).
Lebih lanjut, Moeldoko menyebutkan bahwa terdapat lima perihal investasi yang dibenahi pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal tersebut meliputi sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, perbaikan 24 regulasi dalam dunia usaha, serta transformasi ekonomi digital.
Kolaborasi dalam sektor ekonomi kreatif dan digital antara Indonesia dan Korea Selatan terus ditingkatkan, termasuk dalam melakukan inovasi solusi yang berdampak positif terhadap kedua negara. Secara spesifik, kerjasama yang dilakukan kedua negara termasuk pada pembentukan sistem pertukaran informasi perdagangan digital perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di era digital, fasilitas perdagangan digital, hingga start-up digital.
Dari sisi komitmen Pemerintah, kata Moeldoko, ekosistem pendukung ekonomi digital di Indonesia terus melakukan pengembangan. Dalam rangka ini, pemerintah telah menyiapkan guideline pengembangan ekonomi digital 2021-2030 dalam mewujudkan visi menjadi kekuatan ekonomi digital yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terhubung, dan berkelanjutan. Usaha tersebut, sambung Moeldoko sebagai dukungan Pemerintah untuk kemajuan industri digital agar dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. “Kita lakukan untuk menuju green economy,” ujarnya.
Selain investasi, sambung Moeldoko, kolaborasi Indonesia dan Korea Selatan terus dikembangkan di bidang lain termasuk agrikultur. Moeldoko menyebutkan dalam kunjungannya ke National Assembly Korea Selatan pada 27 November lalu berupaya untuk membangun harmonisasi food state atau lumbung pangan. “Karena urusan ini (food state) telah menjadi urusan dunia,” tutupnya. (Rizaldy/KSP)