Logo BPOM. Sumber foto: pom.go.id
Bandung, mandarnews.com – Sebagai Center of Excellence (CoE) di bidang vaksin dan produk biologi di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Indonesia memiliki leading role dalam mendorong kerja sama terkait ketersediaan dan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan obat, termasuk vaksin yang aman, berkhasiat, bermutu, serta terjangkau bagi rakyat di negara anggota OKI.
Karena itu, pada November 2018, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pertemuan Pertama Kepala Otoritas Regulatori Pengawas Obat Negara Anggota OKI di Jakarta.
Kemudian pada Kamis, (25/7/2019), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menggelar acara Sosialisasi Hasil Pertemuan Pertama Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara-Negara OKI di Aston Pasteur Bandung.
Acara yang berlangsung selama dua hari ini dibuka langsung oleh Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito.
“Tahun lalu, kita sukses menjadi tuan rumah Pertemuan Pertama OKI pada tanggal 21–22 November 2018 lalu. Pertemuan tersebut menghasilkan Deklarasi Jakarta dan Rencana Aksi OKI yang perlu kita tindak lanjuti,” kata Penny.
Ia menjelaskan, Indonesia sebagai penggagas pertemuan dan tuan rumah tentu memiliki tanggung jawab moral atas tindak lanjut hasil pertemuan dan kesinambungan forum Otoritas Pengawas Obat negara anggota OKI tersebut.