Majene, mandarnews.com – Petani Bawang merah di Kabupaten Majene mulai mengembangkan hasil pertaniannya menjadi lebih bernilai ekonomi. Bawang merah hasil perkebunan mereka diolah menjadi krupuk bawang.
Para petani tersebut adalah Kelompok tani Bumi Harapan di Puawang, Kelurahan Baruga Dhua, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Ketua kelompok Tani Bumi Harapan, Syarifuddin menjelaskan, pihaknya mulai berproduksi panganan ringan ini sejak tahun 2010 lalu. Mulai aktif memasarkan sejak tahun 2012 hingga saat ini.
Untuk memasarkan olahan makanan ringan ini, ia melakukan pemasaran dari rumah ke rumah hingga ke sejumlah toko di kota Majene. Kata Syarifuddin produk buatan rumahan ini, juga sudah mulai merambah ke kota Mamuju ibukota Sulbar.
“Produk kami mulai dipasarkan ke toko kecil di Kota Majene. dan saat ini kita juga sudah mulai memasarkannya ketoko-toko besar yang ada di Mamuju,” jelas Syaripuddin kepada wartawan di Majene. Kamis 28 September 2017 lalu.
Namun begitu, Syaripuddin masih mengeluhkan terkendalanya pemasaran produknya di sejumlah pasar modern yang ada di Majene seperti Indomaret dan Alfamidi. Alasannya, pihaknya harus menemui dahulu atasan toko atau manejemen perusahaan tersebut untuk dapat memajang produknya di beberapa toko itu.
“Saya merasa heran kenapa Indomaret dan Alfamidi tidak mau menerima barang kami untuk dijual, kami malah disuruh untuk menemui bosnya,”keluh Syaripudin.
Lebih lanjut, Syaripuddin menjelaskan, bila saat ini pihaknya sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Beberapa bantuan yang telah diterima secara langsung dari pemerintah diantaranya mesin diesel hingga pengering minyak (spinner) bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat.
Sementara dari Pemerintah Kabupaten Majene, kata dia hanya bisa memberi pelatihan kelompok tani. Selain itu pihak Bank Indonesia (BI) akan membantu dalam metode pemasarannya.
“Untuk bantuan pemerintah sudah ada, dari pemerintah provinsi dan pusat sementara pemerintah kabupaten hanya ada pelatihan, ya mungkin karena devisit,”tutur Syarifuddin.
Ia menerangkan, bila harga jual bawang goreng, kerupuk goreng dan stic goreng hingga krupuk singkong, saat ini dipatok dengan harga Rp 10.000 per bungkus, jika dibeli langsung ke tempat produksi. Sementara jika diantar, perkemasannya dijual Rp 13.000.
Lebih jauh Syaripuddin berharap, agar produksi krupuk bawang olahannya ini bisa semakin berkembang dan diminati seluruh lapisan masyarakat khususnya di Sulbar.(Ashari)