Dana beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) di SMPN 2 Sendana diduga digelapkan. Pasalnya, setelah dicairkan pihak sekolah, dana beasiswa tersebut hingga kini belum diserahkan ke 23 siswa penerima.
Hal ini diungkapkan salah satu anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Independen Pencari Fakta Republik Indonesia (KIPFA-RI), Mustari. Pihaknya telah mengambil data dan daftar penerima beasiswa tersebut di Bank BRI Sendana setelah mendapatkan laporan dari orang tua siswa.
"Dana tersebut sudah cairkan di BRI Sendana tanggal 17 Januari 2016 yang ditandatangi oleh Kepala Sekolah dengan bendaharanya. Selanjutnya dari dokumen pencairan yang kami menduga ada pemalsuan tanda tangan siswa dan orang tua siswa,”ungkap Mustari, Senin (30/5/2016).
Menurut Mustari, kuat dugaan dana tersebut digelapkan dan melakukan pemalsuan tanda tangan orang tua dan penerima untuk mencairkan dana tersebut di BRI. Hingga kini, beasiswa tersebut belum diterima 23 siswa yang berhak menerima bantuan tersebut.
”Dugaan dana yang digelapkan untuk 23 siswa, ini merupakan pencairan tahap susulan, nilainya antara Rp. 375 ribu Rp.750 ribu per Siswa, jadi total Rp.16 juta untuk tahap susulan. Kasus ini kami sudah laporkan ke Polres Majene," katanya.
Sementara salah satu orang tua siswa, Sapruddin mengatakan, ia mengetahui anaknya, Aco Ardiansyah akan menerima beasiswa setelah anaknya diminta memasukkan berkas oleh pihak sekolah. Berkas tersebut seperti Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Desa, Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) orang tua. Namun, beasiswa tersebut tidak kunjung diterima anaknya.
"Baru saya tahu kalau anak saya terima setelah LSM (KIPFA-RI) memberi tahu kalau anak saya dalam daftar penerima. Dari data BRI, anak saya berada pada urutan 9. Tapi tidak pernah kami tahu kalau sudah cair. Ada juga tanda tangan anak dan istri saya supaya cair itu dana, tapi keduanya tidak pernah tanda tangan. Itu dipalsukan," kata Sapruddin yang merupakan guru honorer pada salah satu sekolah di daerah tersebut.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Majene, Anwar lazim mengatakan telah mendengar informasi tersebut. Pihaknya akan segara melakukan pengecekan langsung kepada yang bersangkutan, Selasa (31/5/2016).
"Saya masih akan pelajari dan menelusuri tingkat kebenarannya karena saya dengar kalau sudah dilapor ke polisi. Saya belum bisa ambil keputusan, kalau pun terbukti ya kami serahkan kepada penegak hukum untuk ditindak sesuai peraturan," katanya. (Irwan/Foto:Equator.co.id)