Gerakan penghijauan menjadi salah satu fokus Universitas Sulawesi Barat ( Unsulbar), salah satu aksi dari gerakan tersebut adalah setiap mahahasiswa diwajibkan menanam pohon sebagai syarat lulus pada program Kuliah Kerja Nyata ( KKN ). Selasa, 29/03 Unsulbar memulai gerakan penghijauan dengan menamanam ribuan pohon di Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Abaga.
Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Penjaminan Mutu ( LPPM & PM ) Unsulbar, Dr. Abdul Kadir Paloloang, Selasa (29/03 ) menjelaskan syarat kelulusan bagi mahasiswa lulus dalam program KKN adalah wajib menanam pohon di desa lokasi mereka ber-KKN.
" Untuk bisa lulus KKN, setiap mahasiswa wajib menanam paling sedikit 25 batang bibit pohon, ini akan dicek dosen supervisor mereka sebelum diberikan nilai akhir," kata Kadir disela pencanangan penanaman pohon Unsulbar di DAS Abaga, Selasa (29/03).
Kadir menambahkan, selain di hulu DAS Abaga, penanaman pohon oleh mahasiswa peserta KKN juga berlangsung di 15 titik lainnya di kabupaten Majene dan kabupaten Polewali Mandar.
Pencanangan gerakan penanaman pohon Unsulbar berlangsung di hulu DAS Abaga tepatnya di Pallarangan, Desa Simbang, Kecamatan Pamboang. Hadir dalam acara itu antara lain Bupati Majene Kalma Katta, Rektor Unsulbar Dr. AKhsan Djalaluddin, ketua LPPM & PM Unsulbar Abdul Kadir Palolang, para dosen Unsulbar serta ratusan mahasiswa peserta KKN Unsulbar gelombang ke VI.
Di acara tersebut, bupati, rektor, para dosen serta dan mahasiswa Unsulbar secara bersama – sama menanam pohon berbagai jenis antara lain; pohon Mangga, Kemiri dan Lengkeng. Warga sendiri menyambut antusias gerakan penanaman ini, apalagi pohon ditanam merupakan tananam produktif atau pohon yang dapat menghasilkan bagi masyarakat. Pohon tersebut berasal dari sumbangsih dinas Kehutanan Sulbar dan Dinas Kehutanan kabupaten Majene.
Rektor Unsulbar Dr. Akhsan DJalaluddin saat memberikan sambutan menyampaikan program penanaman pohon Unsulbar ini sebagai bagian dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya program pengabdian kepada masyaraka.
Menurut rektor, makin berkurangnya pohon di Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Abaga menjadi masalah serius bagi Majene pasalnya dari tahun ke tahun air di DAS Abaga semakin menyusut, akibatnya warga selalu dilanda krisis air.
Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Majene juga menjadikan air dari DAS abaga sebagai salah satu sumber pasokan air.
Bila di musim kemarau terjadi krisis air, sebaliknya di musim hujan makin minimnya pohon di DAS Abaga menyebabkan rawan terjadi banjir.
" Unsulbar sebagai bagian dari masyarakat ingin terlibat aktiv dalam gerakan menghijaukan kembali DAS Abaga," kata rektor Akhsan Djalaluddin.
Sementara itu, bupati Majene Kalma Katta mengapresiasi atas gerakan penghijauan yang dilaksanakan Perguruan Tinggi Negeri ( PTN ) Unsulbar, menurut Kalma gerakan penghijauan seperti ini sangat penting dalam upaya reboisasi DAS Abaga.
Kalma menceritakan memori saat masih kecil, air di sungai Abaga yang mengalir hingga ke kota Majene sangat melimpah, DAS abaga sangat subur sehingga banyak pohon yang tumbuh berkembang.
" Kita berharap selain gerakan penanaman seperti ini, juga penting diperhatikan adalah program pemeliharaan tanaman agara dapat tumbeh," kata Kalma Katta.
Setelah penanaman perdana pohon di hulu sungai Abaga, Unsulbar akan melanjutkan penanaman pohon di 15 titik lainnya baik di Majene maupun di Daerah Aliran Sungai Mandar, Tinambung. (Irwan)