Kepala Dinas Perikanan Mamasa, Rezin Pualillin
Mamasa, mandarnews.com – Dinas Perikananan Kabupaten Mamasa merencanakan pada tahun 2020 untuk memprioritaskan distribusi benih ikan air tawar demi terwujudnya perikanan yang mandiri, berkelanjutan, dan memiliki daya saing.
Kepala Dinas Perikanan Mamasa, Rezin Pualillin mengatakan, Mamasa tidak memiliki laut, jadi yang harus ditingkatkan ialah produksi ikan air tawar.
“Kita masih butuh sekitar 3 juta benih ikan per tahunnya dan ketika itu terpenuhi kita bisa meningkatkan konsumsi ikan air tawar,” ujar Rezin, Rabu (13/11/2019).
Rezin menjelaskan, target perikanan kedepan adalah mengupayakan peningkatan produksi benih ikan yang unggul.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas SDM lewat perikanan, dan meningkatkan daya saing produk hasil ikan di masyarakat,” kata Rezin.
Juga diketahui, lanjutnya, saat ini ada isu yang beredar mengenai ikan dari luar yang dicampur zat kimia oleh oknum tertentu serta isu kurang sedap lainnya.
“Selain itu, data yang ada di BPS, hampir setengah dari konsumsi ikan masyarakat Mamasa didrop dari luar,” sebut Rezin.
Sehingga, tambahnya, pihaknya mengajak masyarakat untuk sadar akan meningkatkan produk ikan sendiri atau melakukan budidaya ikan, baik pribadi maupun berkelompok.
“Dengan mengonsumsi ikan hasil produk sendiri, kita bisa menikmati ikan yang masih segar atau higienis dan disini akan tercipta peningkatan ekonomi masyarakat yang sejahtera,” ucap Rezin.
Ia menjabarkan, cara mendapatkan benih unggul dari Dinas Perikanan yaitu dengan membentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang beranggotakan minimal 15 orang.
“Kemudian adakan pertemuan dengan penyuluh perikanan, ada akte pengukuhan dari kelurahan atau desa dan dilampirkan dalam proposal yang ditujukan ke Dinas Perikanan,” tutur Rezin.
Bisa juga, terangnya, jika ada masyarakat yang ingin membudidayakan benih ikan secara perorangan bisa langsung ke tempat pembenihan di Desa Tamalantik dan Desa Bambangbuda dengan harga 300 rupiah per ekornya. (Yoris)
Editor: Ilma Amelia