Wabup Mamuju, H. Irwan SP. Pababari meresmikan Kampung KB di Dusun Hijrah Desa Sampaga, Rabu 9 Agustus 2017.
Mamuju, mandarnews.com – Pencanangan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Mamuju telah berjalan di beberapa kecamatan. Rabu, 9 Agustus giliran Kecamatan Sampaga. Dusun Hijrah, Desa Sampaga menjadi titik pencanangan kampung KB tersebut.
Di hadapan masyarakat Dusun Hijrah yang hadir, Kabid Advokasi, Informasi, Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Prov. Sulawesi Barat, Nuryamin menegaskan, program keluarga berencana bukan untuk melarang punya anak, melainkan mengatur persalinan.
Ia menjelaskan, dalam sebuah persalinan, ada usia rentan yang beresiko pada kematian ibu dan bayi. Olehnya itu, KB hadir untuk mengatur persalinan tersebut. Ia berharap masyarakat Dusun Hijrah dapat mengikuti program KB.
Ibu-ibu kalau mau punya anak, janganlah yang usianya sudah 40 tahun itu masih suka hamil, jangan juga yang masih anak-anak yang usia 15 tahun sudah mau hamil, jangan ! “, tandas Nuryamin.
Alasannya, hamil di usia itu sangat beresiko sekali, bisa menyebabkan kematian baik ibu juga anaknya. Ia berharap program keluarga berencana diikuti untuk mengatur persalinan dan untuk menghindari berbagai resikonya.
Terkait perencanaan persalinan, Wakil Bupati Mamuju, H. Irwan SP. Pababari yang hadir meresmikan Kampung KB tersebut juga menitip pesan yang sama. Menurutnya sebuah perencanaan yang baik akan berujung pada kesejahteraan, termasuk perencanaan kehamilan.
“Kalau ada yang mau menikah tapi belum mapan, ya bisa dipertimbangkan dulu. Ada yang bilang ‘dibundi pattuyya dalleq’, yang penting ‘nikkah tauq’ saya sepakat, karena menikah itu pasti membawa kebaikan, tapi alangkah bagusnya kalau itu semua direncanakan. Begitu pun kalau sudah menikah, sebaiknya kehamilannya direncanakan dengan baik,” urainya.
Berdasarkan target BKKBN Prov. Sulbar, setiap kecamatan akan dicanangkan satu Kampung KB. Nuryamin menyebut, terdapat 69 Kecamatan di Sulbar, dan saat ini baru sekitar 46 Kampung KB.
Ia menguraikan, penguatan program pembangunan yang ada di Kampung KB, bukan hanya dari sektor Keluarga Berencana tetapi semua sektor. Keluarga Berencana hanya menjadi motor penggerak utama, tetapi yang lain mengikutinya, sehingga pembangunan keluarga yang diharapkan bisa menjadi pilar utama dari pembangunan nasional, benar-benar kuat. (Hms- Dian Hardianti Lestari)