Saifuddin yang juga ketua kelompok tani di Desa Batee Shook ini mengakui, program KUR membuat aktivitas petani bergerak kembali. Ia mencotohkan dirinya, yang akhirnya bisa kembali tanam beberapa komoditas pertanian.
“Begitu KUR cair saya bisa beli bibit dan tanam cabai, bawang, serta kacang panjang. Alhamdulillah kemarin sudah panen juga,” ungkap Syaifuddin dengan senyum.
Sayangnya, lanjut dia, masih banyak anggota kelompok tani yang belum paham tentang program KUR
Menanggapi hal itu, Deputi III Panutan Sulendrakusuma meminta agar sosialisasi dan literasi soal KUR lebih gencar.
“Ini perlu kordinasi antara dinas provinsi/kabupaten dengan pihak perbankan. Sehingga penyaluran program KUR dapat menjadi manfaat bagi seluruh masyarakat Provinsi Aceh,” kata Panutan.
Seperti diketahui, KUR merupakan program prioritas pemerintah dalam mendukung UMKM berupa kebijakan pemberian subsidi bunga kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha, dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak.
Pembiayaan KUR sampai dengan nilai Rp100 juta tidak dipersyarakatkan agunan tambahan.
Di provinsi Aceh, realisasi penyaluran KUR 2021 mencapai Rp1,6 Triliun dengan jumlah penerima sebesar 30.943 pelaku usaha. Jumlah ini melebihi target yang diberikan yaitu Rp1,4 Triliun. Pada 2022, target penyaluran KUR ditingkatkan menjadi Rp2,4 Triliun. (KSP)