Meriah. Maulid Nabi Muhammad SAW dirangkaikan dengan Khataman Qur’an dan pawai sayang pattu’du’ berlangsung meriah di Desa Totolisi, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu 23 Desember 2017.
Majene, mandarnews.com – Maulid Nabi Muhammad SAW dirangkaikan dengan Khataman Qur’an di Desa Totolisi, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) dimeriahkan sayyang pattu’du’ (kuda Penari). Sebanyak 48 kuda yang ditunggangi 92 peserta remaja hingga dewasa diarak keliling kampung.
Setelah melakukan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mesjid Al Musyahada Totolisi pagi menjelang siang, para peserta Khataman Qur’an diarak dari Mesjid Al Musyahada mengelilingi Desa Totolosi.
Para peserta wanita terlihat begitu cantik dengan balutan busana Mandar. Sementara peserta pria bgitu gagah dengan dengan sorban yang menutupi kepala, serta pakaian putih yang dikenakan.
Salah satu peserta, Tina sangat senang dan bahagia atas terselenggaranya kegiatan ini, dari tadi malam dia sudah tidak sabar. Untuk menunggangi sayyang pattu’du yang akan mengaraknya keliling kampung, dengan iringan kalinda’da (pantun mandar) dan tabuhan rebana.
Kegiatan ini juga diselenggarakan atas kerjasama antara Pemerintah Desa Totolisi dan PHBI Desa Totolisi.
Menurut salah satu aparat Desa Totolisi, Junaedi, pelaksanaan kegiatan ini dibiayai Anggaran Dana Desa (ADD) dan biaya dari peserta.
“Kuda penari dan komsumsi Pemerintah Desa yang tanggung tentunya melalui ADD, dan sisanya para pesertalah yang tanggung, ya mungkin bisa dikatakan 50-50 lah, 50 persen Pemerintah Desa Dan Para Peserta 50 persen,” kata Junaedi.
Sementara Ketua Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) Desa Totolisi, Naharuddin merasa bersyukur atas terselenggaranya kegiatan ini, Dia berharap agar kedepannya dapat ditingkatkan, apalagi kegiatan ini dapat di paketkan antara khataman Qur’an dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
“Saya merasa bersukur karena kegiatan ini dapat dipaketkan, apalagi dengan antusias warga menyaksikan kegiatan ini, apalagi ini adalah sebuah tradisi atau budaya yang menyangkut dengan ke agamaan. Ini seharusnya ditingkatkan, dan semoga tiap tahunnya dapat dilaksanakan,” jelas Naharuddin.
Saat kegiatan berlangsung, panitia, Palang Merah Indonesia (PMI) Sendana, polisi dan warga terlibat. Mereka ikut serta menyukseskan acara ini hingga selesai. (Haslan)