Bibit padi yang telah disemai. Petani di Mamasa resah karena keterlambatan penyaluran pupuk bersubsidi
Mamasa, mandarnews.com – Pelayanan pupuk bersubsidi yang dinilai lamban dan memengaruhi produksi usaha pertanian membuat Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mamasa angkat bicara.
Ketua KTNA, Demianus Tarra saat dikonfirmasi menegaskan, penyaluran atau distribusi pupuk bersubsidi mestinya menjadi perhatian serius sebab sehari saja lewat masa pemupukan pada tanaman akan memengaruhi hasil.
“Ini dapat mengganggu hasil produksi pertanian bila terus berlarut-larut. Soal aturan tentang adanya data kelompok tani yang mesti dimasukkan dan uang sekaligus diantarkan ke pihak distributor, itu telah dilakukan namun masih saja lamban,” ungkap Demianus, Jumat (7/2/2020).
Demianus menyarankan, distribusi pupuk bersubsidi selalu tersedia di tingkat distributor kecamatan sebab masa penanaman dan pemupukan petani di setiap desa tidak sama.
Sementara salah satu petani Desa Mesakada, Ham berpendapat, usia tanaman padi di lahan garapannya sekitar tiga minggu. Semestinya, sejak umur 14 hari sudah diberikan pemupukan awal.
“Ini sudah lambat dan hal sama juga banyak dirasakan petani bahwa begitu sulit mendapatkan pupuk di tahun 2020. Kami berharap pemerintah tidak membuat aturan yang aneh jika penyalurannya tidak terkontrol baik sebab yang resah adalah petani,” tutur Ham.
Sedangkan distributor Kecamatan Tandukkalua, H. Mustamin menyampaikan, pihaknya sudah melakukan koordinasi ke distributor tingkat daerah namun yang menjadi kendala berdasarkan pengamatan adalah terbatasnya armada sementara penyaluran pupuk dilakukan se-Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
“Saya coba menawarkan agar mobil saya sebagai distributor kecamatan dapat membantu penyaluran namun tetap ditolak,” ujar H. Mustamin.
Sementara pada sisi lain, lanjutnya, yang membuat lamban sebab uang harus ditransfer terlebih dahulu barulah pupuk ada. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia