Mamuju, mandarnews.com – Seusai membuka pelatihan UMKM Go Digital bagi pelaku usaha masyarakat kecil dan menengah (UMKM) di Mamuju, anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ratih Megasari Singkarru menekankan jika seluruh upaya untuk peningkatan produk UMKM harus berdampak langsung pada pelaku UMKM itu sendiri.
“Yang ingin saya tekankan adalah produk UMKM itu harus membawa dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri sehingga promosi produk sangat penting dilakukan. Harapan kita jika produk lokal kita sudah mendunia akan berdampak pada sektor lain yang tentu saja akan membuat orang datang ke Sulbar,” kata Ratih, Kamis (4/8).
Politisi Nasional Demokrat (Nasdem) itu juga yakin produk UMKM, khususnya tenun khas Mamuju Sekomandi dapat jadi salah produk andalan Sulawesi Barat (Sulbar) yang dipasarkan ke luar negeri.
Menurut Ratih, kekhasan produk tenun Sekomandi yang menyimpan histori merupakan hal istimewa, terutama posisi kain Sekomandi yang menjadi tenun tertua di dunia.
“Harapan saya, semoga ini bisa terkenal secara global tanpa meninggalkan cerita histori di belakangnya karena Sekomandi adalah salah satu tenun tertua di dunia. Nah, jika cerita-cerita ini diramu tidak mungkin desainer-desainer dunia tidak meliriknya bahwa ada kain tenun tertua di dunia dengan segala macam keunikannya yang sampai hari ini masih eksis. Untuk itu, saya ingin membangun komunikasi di pusat untuk meramu bagaimana nantinya produk tenun yang diproduksi UMKM tidak hanya diam di tempat,” lanjut Ratih.
Baca juga : Ratih Megasari Singkarru Ingin UMKM Sulbar ‘Go Digital’
Dengan potensi itu, dukungan terhadap para perajin tenun jadi hal subtansi yang nantinya perlu diramu melalui berbagai kebijakan.
“Mungkin kita akan bantu secara promosi atau ada peningkatan kualitas produk, termasuk membekali para penenun dengan alat-alatnya dan tidak kalah penting tentu saja melakukan pelatihan sehingga para perajin tidak punah, apalagi saat ini hanya sedikit yang menggelutinya,” kata Ratih.
Ia pun menggarisbawahi jika keberlanjutan para perajin juga tidak bisa dibiaskan, untuk menjaga keberlangsungannya diperlukan pelatihan dan bimbingan teknis juga.
“Di sisi lain kita juga ingin ada minat dari generasi muda untuk melanjutkannya sehingga jika generasi ini saat sudah lewat masih ada pelanjut untuk membuat tenun secara berkelanjutan. Jadi, memang harus dijaga jangan sampai peninggalan budaya kita yang sangat berharga itu punah,” ungkap Ratih.
Ratih berharap, ada upaya dari pemerintah untuk kolaborasi antara elemen agar terciptanya dukungan yang baik untuk menyokong produk UMKM yang dapat dipasarkan secara luas.
“Ini yang harus dilakukan bersama, terutama harus jadi perhatian pemerintah setempat karena tanpa dukungan awal dari pemerintah itu akan sulit,” pungkas Ratih.