Mamuju, mandarnews.com – Ketua terpilih Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Mamuju Adam Jauri menanggapi konflik internal dalam tubuh organisasi GMNI.
Menurut Adam, semangat akhir tahun 2022 ini selayaknya jadi momentum persatuan dan kesatuan gerakan digaungkan dan mengakhiri polemik dua kepengurusan yang terjadi sejak 2019 lalu.
“Di dalam perjalanan tahun-tahun perjuangan pergerakan yang sampai pada penghujung akhir tahun 2022 ini, mari kita tutup dengan semangat dan gerakan persatuan. Persatuan tersebut ialah penyatuan pikiran, penyatuan jiwa, dan penyatuan pergerakan,” kata Adam di Mamuju, Jumat (30/12).
Adam mengatakan, perpecahan GMNI lambat laun hanya dimanfaatkan demi praktik kepentingan segelintir orang.
“Kita sudah lama diobok-obok dengan trik pecah belah demi mematangkan kepentingan segelintir orang yang durhaka kepada nusa dan bangsa. Kita dininabobokan dengan rasa berbangga, jumawa, tertawa bahagia namun di belakangnya banyak orang yang merintih, teraniaya, menahan isak tangis oleh karena menjadi korban-korban keserakahan,” ujar Adam.
Mengutip kata Bung Karno, aktivis yang kerap disapa Bung Aje ini menyarankan adanya rekonsiliasi dalam tubuh GMNI. Ia berharap, orientasi sosialisme dapat dipraktekkan sehingga menyambung cita-cita Bung Karno yakni “revolusi belum selesai”.
“A nation without faith can not stand, atau bangsa yang tidak memiliki keyakinan tidak dapat berdiri. Saya mengajak kepada seluruh kaum Marhaenis GMNI untuk bersatu, menyatukan kekuatan, menyatukan tekad untuk menyatukan kekuatan bangsa. Seruan ini nyaring dari Mamuju, seruan ini adalah sinyal dari Mamuju untuk memanggil seluruh elemen untuk bersatu,” kata Adam.
Bagi Bung Karno, lanjutnya, bangsa yang tidak dapat bersatu adalah bangsa yang tidak dapat meraih cita-citanya.
“Oleh karena persatuan adalah kekuatan, tidak ada lagi kata aku, kau, dan dia. Yang ada adalah kita,” tutup Adam. (Sugiarto)
Editor: Ilma Amelia