Penemuan ASNP di wilayah reklamasi
Majene, mandarnews.com – Penjabaran kondisi lingkungan dan ekosistem laut daerah reklamasi yang dipaparkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Majene dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Aliansi Selamatkan Nelayan dan Pesisir (ASNP) Majene berdasarkan observasi di wilayah laut dan pesisir lokasi reklamasi pembangunan Water Front City (WCF) segmen 1 yang dilakukan pada 22 September 2019 lalu.
Salah satu anggota ASNP bernama Dicky berujar, pihaknya menemukan kondisi terumbu karang yang masih sangat bagus begitu juga dengan kondisi ekosistem lainnya, seperti ikan karang dan padang lamun.
Dicky mengatakan, hal tersebut sangat berbeda dengan penjabaran kondisi lingkungan yang ada pada AMDAL pembangunan WFC di halaman 99-100, yang menyebutkan bahwa kondisi karang-karang bagian segmen 1 banyak mengalami kerusakan, semakin menjauh dari bibir pantai kerusakan karang semakin parah, serta kondisi ekosistem lainnya.
“Jadi, kami anggap penjabaran kondisi lingkungan dan ekosistem masih sangat subjektif dan kurang lengkap,” sebut Dicky via WhatsApp.
Dicky menjelaskan, ASNP menemukan terumbu karang dan padang lamun yang masih sangat bagus di sekitar wilayah laut reklamasi segmen 1.
“Terumbu karang yang masih sangat bagus dan hidup, ada di sekitar wilayah reklamasi, berjarak dari tanggul kurang lebih 20 -30 meter,” ucap Dicky.
Sedangkan padang lamun, lanjutnya, tepat berada di pinggir tanggul, bahkan Dicky menduga bahwa sudah ada padang lamun yang tertimbun.
“Seharusnya biota laut tersebut dijaga, seperti terumbu karang dan padang lamun. Terumbu karang selain berfungsi sebagai rumah keanekaragaman ikan dan biota laut lainnya, juga berfungsi sebagai pelindung alamiah pesisir dari hantaman ombak yang dapat menyebabkan abrasi, sedangkan manfaat dari padang lamun sebagai bahan makanan ikan herbivora, tempat penyebaran plankton, serta menjadi penyumbang oksigen terbesar di bumi,” tutur Dicky.