Ribuan warga memadati anjungan Pantai Labuang dan sekitarnya untuk menyaksikan Sandeq Race Segitiga dalam pagelaran Festival Sandeq Teluk Mandar (FSTM) 2022.
Majene, mandarnews.com – Ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat dan daerah memadati bibir pantai Kabupaten Majene untuk menyaksikan Sandeq Race Segitiga dalam acara Festival Sandeq Teluk Mandar (FSTM) 2022, Selasa (27/9).
Saat ini, para peserta tengah berlomba dalam babak penyisihan. Babak penyisihan dibagi dalam dua fool, yakni fool A dan fool B. Tiap fool terdapat sembilan peserta sehingga dilakukan dua kali race.
“Terdapat 18 sandeq dalam babak penyisihan ini dan dibagi dua grup, yakni grup A diisi 9 peserta begitu juga grup B diisi 9 peserta. Bagi peserta yang meraih juara 1, 2 dan 3 pada grup A dan B akan berlomba pada babak final. Jadi, 6 peserta yang akan mengikuti babak final pada Rabu, 28 September,” terang Rustam Rauf, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Majene.
Sementara Sekretaris Daerah Majene Ardiansyah yang melepas langsung para passandeq mengatakan, perlombaan perahu bercadik merupakan kelestarian budaya tak benda dengan kehebatan para pelaut ulung Mandar, dibuktikan dengan perahu sandeq tanpa mesin yang hanya mengandalkan hembusan angin melalui layar model suku Mandar.
“Budaya sandeq begitu sarat pengetahuan tentang perhitungan, navigasi, pengetahuan kemaritiman, hingga kearifan lokal masyarakat Sulawesi Barat,” ujar Ardiansyah.
Adanya lomba ini menjadi bagian dalam upaya melakukan pelestarian dan pengembangan dan menjaga budaya Mandar.
Ardiansyah menyampaikan, perahu tradisional sandeq dapat melaju hingga kecepatan 20 sampai 30 knot atau sekitar 50 kilometer per jam yang perkembangannya saat ini digunakan dalam ajang perlombaan dalam rangka melestarikan budaya bahari di Sulawesi Barat.
“Kita bersyukur kegiatan ini dapat berjalan setelah 2 tahun vakum akibat pandemi,” ungkap Ardiansyah.
Ia berharap, melalui pelestarian budaya tak benda ini mampu mewujudukan Majene Unggul, Mandiri, Religius dan Berbudaya.
“Perahu sandeq ini, selain warisan budaya, juga salah satu potret karakteristik orang Mandar yang tentunya harus tetap kita jaga,” sebut Ardiansyah.
Berdasarkan pantauan, peserta yang meraih juara pada babak penyisihan untuk grup A atas nama perahu sandeq Cendrawasih, Nur Amanah, dan Sinar Banggae. Sementara juara pada grup B atas nama perahu sandeq Rua Piolo, Merpati Putih, dan Masya Allah.
“6 peserta perahu sandeq yang meraih juara pada babak penyisihan ini akan berlaga di babak final besoknya,” tutup Ardiansyah. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia