Wakil Ketua DPRD Mamasa, David Tambalayuk dan Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda
Mamasa, mandarnews.com – Fasilitas dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kondosapata’ yang masih menjadi keluhan masyarakat diakui oleh Wakil Bupati Kabupaten Mamasa, Martinus Tiranda, dan berjanji akan melakukan pembenahan.
Martinus menjelaskan, soal kekurangan di RSUD Kondosapata’ memang harus diakui dan ada beberapa hal yang mesti dibenahi. Hal itu telah dibicarakan dan dalam waktu dekat akan kembali dibahas bersama dengan Direktur RSUD soal teknis penanganannya.
“Keluhan pelayanan seperti sedikit-sedikit rujuk, air bersih, dan sejumlah persoalan lainnya yang akan menjadi perhatian Pemda Mamasa dalam proses pembenahan kedepannya. Pemda Mamasa pasti segera mengambil tindakan, kendati setiap proses tentu bertahap,” terang Martinus, Kamis (17/10/2019).
Sebenarnya, lanjut Martinus, beberapa alat-alat kesehatan yang berbasis teknologi telah ada di RSUD Kondosapata’, namun pembenahan gedung masih berlangsung.
“Tenaga yang akan mengoperasikan alat itu juga telah ada namun masih terbatas, sebab harus diakui jumlah dokter di RSUD Kondosapata’ belum maksimal lantaran ketersediaan anggaran untuk tenaga dokter masih terbatas,” ujar Martinus.
Sementara Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa, David Bambalayuk menyampaikan, selaku masyarakat Mamasa, ia memang sangat mengharapkan pelayanan di RSUD Kondosapata’ bisa maksimal dan memberikan kenyamanan.
“Sayangnya, pelayanan di sana menimbulkan banyak keluhan masyarakat dari segi kebersihan, pengadaan air bersih, dan pelayanan tenaga medis,” kata David.
Karenanya, mewakili masyarakat, David menyatakan rasa prihatin dan mengharapkan manajemen RSUD Kondosapata’Â segera diperbaharui sehingga pelayanan benar-benar membantu masyarakat.
Khusus tenaga medis dan dokter ahli yang sudah disekolahkan, tambahnya, harus ditertibkan kembali mengabdi kepada daerah.
“Jangan setelah lulus dokter ahli pergi keluar daerah mencari penghasilan yang lebih baik sementara Pemda Mamasa yang membiayai. Itu namanya tidak bertanggungjawab dan saya kira bisa diproses secara hukum,” tutup David. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia